Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 121

Perwakilan serikat pekerja tersebut menilai, masuknya representasi serikat pekerja dalam tim
              teknis adalah bagian dari strategi perjuangan dan dialog sosial yang nyata.

              "Kami  yakin  forum  bersama  ini  bisa  digunakan  semaksimal  mungkin  untuk  menyuarakan
              aspirasi-aspirasi yang berkembang dari anggota kami," kata Ristandi.

              Lebih  lanjut, Ristandi juga  menegaskan,  opini  yang  menyebutkan  kalau  representasi  serikat
              pekerja dalam tim pembahasan merupakan wujud kesetujuan terhadap Omnibus Law RUU Cipta
              Kerja adalah opini yang keliru. Justru, menurutnya, tim teknis ini adalah media formal untuk
              menyampaikan argumentasi yang memberatkan dan ingin ditolak oleh serikat pekerja.

              "Kami  tidak  mau  disebut  sebagai  pihak yang plin  plan,  mencla  mencle. Minta dibentuk  tim,
              setelah dibentuk malah tidak mau terlibat," kata Ristandi.

              Sebelumnya diketahui bahwa pemerintah telah membentuk tim teknis untuk membahas khusus
              soal klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja. Tim ini terdiri dari unsur pemerintah, unsur
              pengusaha (Apindo dan Kadin), dan unsur serikat pekerja.

              Dari  unsur  serikat  pekerja,  awalnya  diwakili  oleh  KSPSI  AGN,  KSPSI  Yoris,  KSPI,  KSBSI,
              Sarbumusi, KSPN, FSP Perkebunan, dan FSP Karhutindo. Dalam perjalanannya KSPSI AGN dan
              KSPI menyatakan mundur dari tim pembahasan. Namun, enam serikat pekerja lainnya tetap
              konsisten untuk terlibat dalam tim pembahasan RUU Cipta Kerja ini.

              Editor : Dimas Ryandi   .
















































                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126