Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 158

untuk merespons proses pembahasan dan rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang
              (RUU) Cipta Kerja.

              PP Muhammadiyah diwakili oleh Muhammad Busyro Muqoddas selaku ketua  PP Muhammadiyah
              Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik, dan Maneger Nasution sebagai wakil ketua Majelis
              Hukum  dan  HAM  PP  Muhammadiyah.  Kedatangan  ini  dilakukan  karena  Muhammadiyah
              memandang perlu untuk kembali mempertegas sikapnya terhadap RUU tersebut.

              Maneger menuturkan, Muhammadiyah menyayangkan proses pembahasan  RUU Cipta Kerja
              yang cenderung tertutup, tidak akuntabel dan minim partisipasi publik. Penyusunan RUU Cipta
              Kerja  sejatinya  memperhatikan  kepentingan  bangsa  dan  negara  secara  menyeluruh,  bukan
              hanya kepentingan ekonomi kelompok tertentu, apalagi kepentingan asing.

              "RUU tersebut juga abai terhadap etika lingkungan (environmental ethics) dan tidak berpihak
              kepada  kepentingan  masyarakat  lebih  luas.  Secara  substantif,  RUU  tersebut  juga  berwatak
              represif dan cenderung melanggar hak-hak warga negara," kata Maneger dalam keterangan
              pers yang diterima, Rabu (15/7).

              Dia menyebutkan, jika berbagai titik lemah dalam RUU Cipta Kerja tidak diperhatikan, akan
              berimplikasi secara luas kepada keberlangsungan hidup bangsa dan negara khususnya dalam
              pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam.

              "Penetapan  RUU  melalui  metode  omnibus  dengan  membuat  efisien  karena  sekali  kerja
              mendapat  sekian  luas  bidang pengaturan, itu  dapat  menyesatkan karena  tidak  semua  yang
              diatur  adalah  benda  fisik,  tetapi  juga  berhadapan  dengan  perbedaan  (yang)  bersifat  jasad,
              spesies, lanskap, kondisi sosial dan kebudayaan," terangnya.

              Terlebih,  lanjut  Maneger,  RUU  Cipta  Kerja  juga  dikhawatiran  berdampak  sosial  sangat  luas
              khususnya di kalangan buruh. Selain itu, RUU tersebut dibahas dalam situasi pandemi Covid-19
              di mana publik sibuk dengan beban darurat corona. Publik khawatir nasib RUU Cipta Kerja beda
              tipis dengan RUU KPK yang dibahas secara diam-diam lalu tiba-tiba disahkan.

              Karena itu, Maneger mengatakan, PP Muhammadiyah meminta agar pembahasan RUU Cipta
              Kerja  itu  ditunda.  Sebab  saat  ini  tengah  berada  dalam  situasi  keprihatinan  bangsa  sebagai
              dampak serius multidimensional dari Covid-19.

              Selain itu, Maneger menambahkan, PP Muhammadiyah menolak dengan tegas substansi RUU
              Cipta  Kerja  karena  bertentangan  dengan  jiwa  dan  nilai-nilai  dasar  moralitas  konstitusi.  PP
              Muhammadiyah berharap kebesaran hati pembuat UU untuk menarik draf RUU tersebut.

              "Sekiranya pembuat UU meningkatkan komitmennya pada ikhtiar peningkatan perekonomian
              negara, hendaknya ditempuh dengan penuh seksama dalam bentuk kajian etik-akademis yang
              didasarkan pada sikap konsisten terhadap moralitas konstitusi," ujarnya..



















                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163