Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 204

Dukungan terhadap aksi 16 Juli juga disampaikan Persekutuan Gereja Indonesia (PGI). Mereka
              menilai  Omnibus  Law  RUU  Cilaka  sebagai  instrumen  imperialis  dan  neokolonialis  dalam
              menaklukan sumber daya alam, tanah air, dan manusia Indonesia. Untuk menggagalkannya,
              asosiasi pendeta seluruh Indonesia saat ini sedang menggalang penolakan terhadap aturan ini
              di daerah-daerah.

              "Yang  bisa  menyejahterakan  Indonesia  adalah  rakyatnya  sendiri.  Investor  adalah  pembantu
              yang harus kita kontrol. Tapi omnibus law RUU Cilaka membuat kita dikontrol investasi dan
              modal  asing.  Ide  tentang  Indonesia  sebagai  rumah  bersama  akan  kacau  dan  jadi  impian
              kosong," kata Koordinator Komisi Hukum PGI, Jhonny Simanjuntak.

              Beberapa  serikat  buruk,  organisasi  mahasiswa,  dan  organisasi  sipil  yang  tergabung  dalam
              Gerakan  Buruh  Bersama  Rakyat  (GEBRAK),  antara  lain  KASBI,  KPBI,  Sentra  Gerakan  Buruh
              Nasional (SGBN), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA),
              Pergerakan  Pelaut  Indonesia,  Jarkom  Serikat  Pekerja  Perbankan,  Serikat  Pekerja Media dan
              Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI).

              Ada  juga  Solidaritas  Pekerja  Viva  (SPV),  Kesatuan  Perjuangan  Rakyat  (KPR),  dan  Federasi
              Pekerja Pelabuhan Indonesia. Selain itu, organisasi yang tergabung dalam gebrak adalah LBH
              Jakarta, AEER, KPA, GMNI UKI, Aksi Kaum Muda Indonesia (AKMI), Federasi Pelajar Indonesia
              (Fijar), LMND DN, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jentera.

              Gerakan #BersihkanIndonesia Tolak Omnibus Law.

              Baca juga  artikel terkait TOLAK RUU CIPTA KERJA  atau  tulisan menarik lainnya Haris Prabowo

              (tirto.id - Politik ) Reporter: Haris Prabowo Penulis: Haris Prabowo Editor: Gilang Ramadhan










































                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209