Page 265 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 265

Wakil rakyat yang berkantor di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat itu menambahkan pihaknya
              berencana akan memanggil Dinas Tenaga Kerja DKI pada Senin (27/12). Dalam pemanggilan itu
              pihaknya akan meminta klarifikasi soal revisi penyesuaian UMP 2022. Ia menjelaskan besaran
              UMP 2022 sebesar 5,1 persen hasil revisi pertama, berpotensi kembali direvisi karena dinilai
              belum mengakomodasi pengusaha.

              "Maksud saya kenapa gegabah, kenapa tidak ada kajian waktu ambil keputusan di awalnya. Oke
              dia revisi sekarang ini, dia keluarkan angka, komunikasikan dulu dong dengan pengusaha sama
              pekerja," ucapnya.

              Seharusnya, lanjut dia, pembahasan soal UMP termasuk revisi harus melibatkan tripartit yakni
              unsur pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja atau buruh. "Jangan dia putuskan sekarang
              ini  seakan-akan  mau  pencitraan  lagi,  jadi  membuat  kebijakan  jangan  membuat  pencitraan
              melulu," ucap Pandapotan.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan kemudian merevisi penetapan UMP 2022 di Jakarta
              yang naik 5,1 persen atau sebesar Rp 225.667 menjadi Rp 4.641.854 pada Sabtu (18/12). Angka
              itu merevisi Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Nomor 1395 tahun 2021 tentang UMP 2022 pada
              21 November 2021 dengan penyesuaian sebelumnya sebesar 0,8 persen atau sebesar Rp 37.749
              menjadi Rp 4.493.724.

              Gubernur DKI Anies Baswedan beralasan revisi tersebut berdasarkan kajian Bank Indonesia yang
              memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan
              5,5 persen. Kemudian inflasi diproyeksi akan terkendali sebesar tiga persen atau berada pada
              rentang dua hingga empat persen.

              Begitu  juga  kajian  Institute  For  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  yang
              memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  2022  sebesar  4,3  persen  menjadi
              pertimbangan.  Sedangkan,  jika  mengacu  kepada  PP  36  tahun  2021  tentang  Pengupahan,
              mengatur  formula  penyesuaian  UMP  dengan  menggunakan  inflasi  atau  nilai  pertumbuhan
              ekonomi provinsi berdasarkan data lembaga berwenang bidang statistik.
              Sementara itu, untuk revisi UMP 2022 yang naik 5,1 persen hingga saat ini Gubernur DKI belum
              menerbitkan  Keputusan  Gubernur,  sesuai  dengan  pasal  29  dalam  PP  36  tahun  2021  yang
              mewajibkan UMP ditetapkan melalui Kepgub. Sedangkan, pada pasal 4 dalam PP 36/2021 juga
              disebutkan pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan pengupahan wajib berpedoman
              pada kebijakan pemerintah pusat.



























                                                           264
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270