Page 277 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 277

penetapan UMP 2022 seharusnya mengikuti formula yang ada di Peraturan Pemerintah (PP)
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.


              APA BERANI? GARA-GARA REVISI UMP, ANIES BERPOTENSI DIBERHENTIKAN? INI
              ALASANNYA

              MANADOPOST.ID-Apa  Berani?  Gara-gara  Revisi  UMP,  Anies  Berpotensi  Diberhentikan?  Ini
              Alasannya.
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  mengisyaratkan  sanksi  terhadap  Gubernur  DKI
              Jakarta Anies Baswedan setelah merevisi kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI 2022 ada
              di tangan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang dipimpin Tito Karnavian.

              Diketahui Anies merevisi sendiri besaran UMP dari yang sebelumnya Rp37 ribu menjadi Rp225
              ribu.  Padahal,  penetapan  UMP  2022  seharusnya  mengikuti  formula  yang  ada  di  Peraturan
              Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Kepala Biro Humas Kemnaker Chairul Fadhly Harahap menyayangkan revisi UMP yang dilakukan
              Anies,  sehingga  menimbulkan  polemik  di  masyarakat.  Namun,  ia  mengaku  akan  memediasi
              setiap pihak yang berselisih, yaitu pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja atau buruh. Ia
              juga akan berkoordinasi dengan Kemdagri dalam rangka pembinaan dan pengawasan.

              “Kemnaker siap hadir untuk memfasilitasi jika ada perbedaan pandangan termasuk kenaikan
              upah minimum DKI, karena unsur pembinaannya yang kita kedepankan,” ucap Chairul dalam
              keterangan resmi, Selasa (21/12) dilansir dari CNN Indonesia.

              “Sikap kami adalah penetapan upah minimum harus tetap mengacu pada PP 36/2021 tentang
              Pengupahan,” tegas Chairul.

              Selain itu, penetapan juga harus melewati musyawarah tripatrit antara pemerintah, pengusaha,
              dan serikat pekerja. “Upah minimum itu penetapannya telah disepakati oleh tiga pihak. Upah itu
              memang hak pekerja tapi juga harus diingat dan disesuaikan dengan kemampuan pengusaha,”
              katanya.

              Padahal sebelumnya, Chairul memberi sinyal revisi UMP tidak serta merta salah bila merujuk PP
              36/2021.  Sebab,  menurut  PP,  pemerintah  pusat  memang  memberi  pedoman  formula
              perhitungan  besaran  UMP  kepada  kepala  daerah.  Tetapi,  keputusan  dan  penetapan  akhir
              sebenarnya ada di kepala daerah.

              “Terkait  upah,  memang  leading  sectornya  Kemnaker,  tapi  penetapan  itu  harus  bicara
              kewenangan dan dalam hal ini ditetapkan kepala daerah. Jadi kalau tidak ikuti regulasi yang ada,
              referensi kita Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,” imbuh
              dia.

              Berdasarkan  Pasal  68  UU  23/2014,  kepala  daerah  dan/atau  wakil  kepala  daerah  yang  tidak
              melaksanakan program strategis nasional dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis
              oleh  menteri  untuk  gubernur  dan/atau  wakil  gubernur  serta  oleh  gubernur  sebagai  wakil
              pemerintah pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.

              Sanksi ini berupa teguran tertulis sampai dua kali berturut-turut. Bila kepala daerah tetap tidak
              melaksanakan,  maka  bisa  diberhentikan  sementara  selama  tiga  bulan.  Namun,  jika  setelah
              pemberhentian sementara tetap tidak dilakukan, maka bisa diberhentikan secara permanen.




                                                           276
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282