Page 280 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 280
menjalankan kaidah-kaidah korporasi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003
tentang Badang Usaha Milik Negara, Pertamina juga harus menjalankan fungsi pelayanan
masyarakat, sebagaimana ditugaskan oleh Pemerintah.
Pertamina dinilai cukup beruntung karena tidak mengalami kerugian terlalu dalam saat terjadi
oil shock pada tahun 2020 lalu. Dan kini, ketika harga crude oil fuktuatif dan cenderung tinggi,
Pertamina disebut Sugeng juga menghadapi tantangan yang tidak mudah. Tak hanya itu, Sugeng
juga menilai bahwa Pertamina saat ini juga menghadapi tantangan untuk dapat turut
merumuskan strategi dan implementasi bagi tercapainya bauran energi nasional dengan EBT
mencapai 23 persen di tahun 2025, seperti dicanangkan Pemerintah.
RENCANA AKSI FSPPB, KETUA KOMISI VII: UTAMAKAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT
- Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto meminta semua pihak untuk bijak dan mengutamakan
kepentingan masyarakat, dalam menyikapi permasalahan antara Forum Serikat Pekerja
Pertamina Bersatu (FSPPB) dan pimpinan Pertamina.
"Harus utamakan kepentingan masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban.
Jalankan komunikasi dan musyawarah yang intens antar pihak. Pasti ada solusi," tegas Sugeng
dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi elshinta.com, Rabu (21/12).
Sugeng menambahkan, semua pihak memang harus menahan diri. Pasalnya, Pertamina adalah
BUMN strategis yang bertanggung jawab untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Selain
harus menjalankan kaidah-kaidah korporasi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003
tentang Badang Usaha Milik Negara, imbuhnya, Pertamina juga harus menjalankan fungsi
pelayanan masyarakat, sebagaimana ditugaskan oleh Pemerintah.
"Terlebih, Pertamina kini sedang menjalankan konsolidasi struktural dan juga kultural tentunya,
dengan sistem tata kelola yang baru dengan Pertamina holding. Ini memerlukan kecermatan dan
komitmen semua pihak," tutur Sugeng.
Selain itu, Pertamina sebagai badan usaha migas juga tak lepas dari kondisi ekonomi global
akibat ovid-19. "Sunggung beruntung ketika terjadi oil shock, kerugian Pertamina tidak terlalu
dalam pada 2020 lalu. Dan kini, ketika harga crude oil fuktuatif dan cenderung tinggi, Pertamina
juga menghadapi tantangan yang tidak mudah," lanjut Sugeng.
"Makanya, semua pihak harus menahan diri, bijak, rasional, tidak saling ego menang sendiri.
Jangan korbankan kepentingan rakyat," tegasnya.
Tidak hanya itu. Menurut Sugeng, Pertamina saat ini juga menghadapi tantangan. Tantangan
Pertamina adalah, bagaimana turut merumuskan strategi dan implementasi bagi tercapainya
bauran energi nasional dengan EBT mencapai 23 persen di tahun 2025, seperti dicanangkan
Pemerintah.
"Isu global warming, decarbonisasi, dan transisi energi ke energi terbarukan, mengharuskan
Pertamina mengubah orientasi dan strategi harus dijalankan," pungkasnya.
Mengenai rencana aksi pada 29 Desember 2021 dan 7 Januari 2022, sebelumnya sudah
disampaikan FSPPB. FSPPB sudah melayangkan Surat Disharmonisasi Hubungan Industrial
Pertamina kepada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat
(10/12).
279