Page 62 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2020
P. 62
"Hari ini masih masuk dengan alasan demi keberlangsungan perusahaan. Karena 16
ribu karyawan kalau tidak bekerja, bagaimana perusahaan mau menggaji, alasannya
seperti itu," ujarnya kepada Tirto , Kamis, pekan lalu.
Sebagai gantinya, operasional pabrik dilonggarkan untuk mencegah Corona. Ada
dua sift yakni pagi dan siang. Pegawai diatur jaraknya dalam bekerja. Sebelum
masuk pabrik, ada pemeriksaan suhu tubuh.
Mereka diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih
tangan. Tak seperti biasanya, kini pekerja diwajibkan pakai masker. Langkah umum
lain, perusahaan telah menyemprotkan disinfektan di seluruh area pabrik.
Hingga 29 Maret 2020 atau 26 hari sejak kasus positif pertama diumumkan,
Indonesia sudah mencatat hingga 1.285 kasus positif COVID-19. Sebanyak 114
orang di antaranya meninggal dunia dan 64 orang dinyatakan sembuh.
Corona mengenai orang tanpa pandang bulu. Buruh seperti Siti juga berisiko,
karena tetap masuk kerja. Mereka mempertaruhkan nyawa demi perusahaan tetap
beroperasi.
Tak hanya Siti, buruh lain seperti Tri Wiguna juga tengah waspada tinggi. Ia dan
keluarganya juga mengikuti protokol kesehatan agar anaknya tak kena Corona.
Tri Wiguna masih sempat bersantai di rumahnya di kawasan Penjaringan, Jakarta
Utara. Tiga jam ke depan, Ia harus segera berangkat kerja. Tri tidak bisa
sepenuhnya total melaksanakan physical distancing atau pembatasan jarak demi
memutus mata rantai virus Covid-19.
Imbauan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat untuk belajar, bekerja
dan beribadah di rumah guna mengantisipasi meluasnya persebaran Covid-19 tak
berlaku, setidaknya baginya. Pabrik tempat Tri memilih mengabaikan imbauan.
Tri berasal dari Bandung. Enam tahun silam, ia memutuskan merantau ke Jakarta.
Kini ia bekerja di PT Unitama Sari Mas, Jakarta Utara. Kariernya semula hanya
pegawai bagian gudang, kini menempati posisi bagian produksi. Jarak kontrakan
dengan pabrik hanya 10 menit yang ditempuh via sepeda motor pribadi.
Di tengah pandemi Corona, perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga
membagi dua jam kerja: pagi dan siang, untuk 200 pekerja di bagian produksi,
gudang, dan pengiriman. Tri kebagian masuk siang dari pukul 14.00-22.00.
"Pihak manajemen memang belum menerapkan kerja dari rumah. Tapi kemarin
sudah ada pembicaraan nanti akan ada sistemnya on-off , sehari kerja-sehari libur.
Itu baru berlaku di staf," ujarnya kepada Tirto , Kamis.
Selama pandemi, Tri menjalankan protokol kesehatan. Sesaat sebelum masuk
rumah, ia mencuci tangan. Anak telah diungsikan sejak pandemi Corona, ke
Page 61 of 107.