Page 355 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 355
perselisihan, sebagian lain berpendapat risiko perselisihan naik karena upah minimum di
beberapa daerah tidak naik.
Menyimak berita beberapa hari terakhir, tampaknya perselisihan masih akan terjadi sampai
beberapa waktu ke depan karena pekerja/buruh merasa dirugikan dengan kebijakan upah
minimum yang berlaku saat ini. Secara umum hubungan industrial memang sedang tidak baik.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya unjuk rasa dan gugatan pada PP 78/2015 dan dilanjutkan
unjuk rasa dan gugatan kepada UU 11/2020 tentang Cipta Kerja.
Mahkamah Konstitusi baru saja menetapkan bahwa Undang-Undang 11/2020 inkonstitutional
bersyarat berdasarkan gugatan formil yang diajukan oleh SP/SB. Peraturan Pemerintah No
36/2021 yang saat ini mengatur kebijakan upah minimum adalah turunan dari UU 11/2020,
sehingga hasil gugatan pada undang-undang tersebut dapat berdampak pada kebijakan upah
minimum.
Untuk merespons kemungkinan memburuknya hubungan industrial ini, para pemangku
kepentingan, khususnya pemerintah dalam melakukan beberapa hal dalam jangka pendek dan
jangka menengah/panjang. Harapannya, biaya transaksi ekonomi yang muncul setelah
penetapan kebijakan upah minimum dan kebijakan ketenagakerjaan pada umumnya dapat
dikendalikan.
Bagi pemerintah, PP 36/2021 tetap berlaku dan digunakan dalam menghitung upah minimum.
Pemerintah perlu segera mengawasi kewajiban perusahaan menyusun struktur dan skala upah
yang juga diamanatkan dalam PP 36/2021. Struktur dan skala upah merupakan bagian dari
Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dirundingkan di tingkat
perusahaan.
Pemerintah dapat mengurangi perselisihan hubungan industrial dengan mendorong adanya
struktur dan skala upah berbasis produktivitas. Meskipun upah minimum tidak naik, pekerja
dapat menikmati upah yang lebih tinggi sesuai dengan struktur dan skala upah di tingkat
perusahaan. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki tugas pembinaan dan
pengawasan ketenagakerjaan dapat memberikan bantuan teknis bagi perusahaan untuk
membuat struktur dan skala upah.
Dalam jangka pendek, pemerintah daerah juga dapat memberikan subsidi seperti Kartu Pekerja
Jakarta. Dengan subsidi ini, beban hidup pekerja yang cukup tinggi karena pandemi dapat
dikurangi meskipun kenaikan upahnya kecil. Program bantuan subsidi upah yang sempat
diberikan oleh pemerintah pada 2020 juga dapat diberikan lagi untuk pekerja di beberapa daerah
yang tidak mendapatkan kenaikan upah minimum.
Meskipun demikian, dalam jangka menengah dan panjang, pemerintah perlu terus memonitor
pelaksanaan kebijakan upah minimum, karena ini merupakan program strategis nasional. Dalam
jangka menengah dan panjang, pemerintah perlu memonitor pelaksanaan kebijakan upah
minimum secara berkesinambungan, sebagai bagian dari program strategis nasional. Pemerintah
membutuhkan sistem monitoring dan evaluasi yang baik, sehingga tujuan kebijakan upah
minimum dapat dicapai dan dampak buruknya dapat dikurangi. Monitoring dan evaluasi juga
diperlukan untuk memastikan kebijakan upah minimum adaptif terhadap pasar tenaga kerja yang
dinamis.
Bila perlu, formula penghitungan upah minimum dapat diubah, disesuaikan dengan pasar kerja
yang dinamis. Nugroho (2021) menemukan bahwa meskipun pakar mencapai konsensus
penggunaan formula lebih efisien dibandingkan perundingan, tetapi mereka memberikan catatan
pada formula dan variabel yang digunakan dalam PP 36/2021. Selain lebih rumit dibandingkan
354

