Page 358 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 358

BURUH BANTEN TOLAK UMK 2022, MINTA WAHIDIN HALIM REVISI SK GUBERNUR

              SERANG - Aliansi Buruh Banten Bersatu dan seluruh serikat pekerja dan serikat buruh yang ada
              di Provinsi Banten menyatakan menolak Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi Banten tentang
              Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Provinsi Banten Tahun 2022.

              SK  itu  tertuang  dalam  Keputusan  Gubernur  (Kepgub)  Banten  Nomor  561/Kep.282-Huk/2021
              Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2022, yang ditandatangani
              Gubernur Banten, Wahidin Halim.

              "Atas nama Aliansi Buruh Banten Bersatu dan selirih serikat pekerja dan serikat buruh yang ada
              di Provinsi Banten menyatakan menolak SK Gubernur Provinsi Banten tentang UMK 2022," kata
              Ketua DPD SPN Provinsi Banten, Intan Indria Dewi saat menyatakan sikap dalam video yang
              beredar, pada Rabu, (1/12/2021).

              Tak  hanya  menolak,  mereka  pun  menyatakan  agar  Gubernur  Banten,  Wahidin  Halim  segera
              merevisi SK UMK 2022 dengan besaran kenaikan sebesar 5,4 persen dari UMK tahun 2021.

              Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Banten, Wahidin Halim telah menetapkan besaran
              upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  tahun  2022.  Ada  3  kabupaten  yang  tak  mengalami
              kenaikan UMK di tahun 2022 ini. 3 daerah itu yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,
              dan Kabupaten Pandeglang. Sementara kenaikan UMK di Provinsi Banten tertinggi terjadi di Kota
              Tangerang Selatan, dengan naik sebesar 1,17%.

              "Pemerintah Provinsi Banten dalam hal ini Gubernur Banten, telah menetapkan upah minimum
              kabupaten/kota se-Provinsi Banten" kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Al Hamidi
              pada Selasa, 30 November 2021.

              Dikatakannya, atas arahan Gubernur Banten, penetapan UMK harus mengacu pada peraturan
              perundang-undangan yg berlaku yaitu PP No. 36/2021 tentang Pengupahan.

              "Sebagai  produk  hukum  turunan  dari  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  yangg
              dinyatakan masih berlaku oleh Mahkamah Konstitusi dan ditegaskan oleh Presiden dalam pidato
              kemarin sore," katanya.

              "Oleh karena itu Gubernur selaku kepala daerah berkewajiban untuk mentaati dan melaksanakan
              kebijakan pemerintah pusat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk dalam
              menetapkan  UMK  tahun  2022  harus  berpedoman  kepada  PP  No.  36  tahun  2021  tentang
              Pengupahan,"  sambung  Al  Hamidi.  Berikut  besaran  UMK  Tahun  2022  se-Provinsi  Banten
              sebagaimana Fakta Banten terima dari Biro Adpim Pemprov Banten:

              1. Kabupaten Pandeglang tidak ada kenaikan atau tetap diangka Rp 2.800.292.64.

              2. Kabupaten Lebak naik menjadi Rp 2.773.590.40 dari Rp 2.751.313.81 atau naik 0,81%.

              3. Kabupaten Serang tidak ada kenaikan atau tetap diangka Rp 4.215.180.86.
              4. Kabupaten Tangerang tidak ada kenaikan atau tetap diangka Rp 4.230.792.65.


              5. Kota Tangerang naik menjadi Rp 4.285.798.90 dari Rp 4.262.015.37 atau naik 0,56%.
              6. Kota Tangerang Selatan naik menjadi Rp 4.280.214.51 dari Rp 4.230.792.65 atau naik 1,17%.

              7. Kota Cilegon naik menjadi Rp 4.340.254.18 dari Rp 4.309.772.64 atau naik 0,71%.

              8. Kota Serang naik menjadi Rp 3.850.526.18 dari Rp 3.830.549.10 atau naik 0,52%. (*/Faqih).


                                                           357
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363