Page 434 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 434
"Berdasarkan data Survei Endline, secara rata-rata, pendaftar yang memenuhi syarat dan
menerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 4,7 poin persentase (pp) lebih tinggi untuk
memiliki pekerjaan atau memiliki usaha daripada pendaftar yang memenuhi syarat dan tidak
menerima program. Hasil ini menunjukkan peningkatan 8% dalam kebekerjaan," kata Rema
Hanna, Profesor Jeffrey Cheah of South-East Asia Studies, Harvard Kennedy School serta Direktur
Ilmiah J-PAL Asia Tenggara, yang juga menjadi penulis kajian penelitian ini ditulis Kamis
(2/12/2021).
Selain itu, pendaftar yang menerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 2,8 pp atau setara
peningkatan 12% untuk berusaha sendiri, meningkatkan probabilitas 0,9 pp memiliki usaha atau
peningkatan sebesar 30%, serta memiliki probabilitas 5,1 pp (18%) lebih tinggi untuk memulai
pekerjaan baru sejak pengumuman gelombang pertama.
"Secara rata-rata, program Kartu Prakerja meningkatkan pendapatan dari semua pekerjaan
sekitar Rp122.500 per bulan. Hasil ini menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen
pada penerima Kartu Prakerja," kata Rema Hanna, Profesor Jeffrey Cheah of South-East Asia
Studies, Harvard Kennedy School serta Direktur Ilmiah J-PAL Asia Tenggara, yang juga menjadi
penulis kajian penelitian ini.
Dari sisi pelatihan dan kompetensi: Penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 11,7 pp
(172%) lebih tinggi untuk menggunakan sertifikat pelatihan saat mencari pekerjaan. Mereka
memiliki probabilitas 119,4% lebih tinggi untuk mengikuti pelatihan apa pun dalam beberapa
bulan terakhir, termasuk pelatihan Kartu Prakerja dan non-Kartu Prakerja. Penerima Kartu
Prakerja juga memiliki probabilitas 4,0 pp (10%) lebih tinggi untuk menggunakan internet untuk
pekerjaan mereka.
Benjamin Olken, profesor ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) sekaligus
Direktur J-PAL, yang juga menjadi penulis kajian penelitian ini, memaparkan bahwa dari aspek
ketahanan pangan dan keuangan, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 2,9 pp lebih
tinggi untuk melaporkan bahwa mereka aman (secure) dari segi pangan, yang menunjukkan
peningkatan ketahanan pangan sebesar 6%.
Menurutnya, sebanyak 54% penerima program melaporkan tidak pernah makan lebih sedikit dari
biasanya dalam 3 bulan terakhir karena kesulitan keuangan, dibandingkan dengan 51% non-
penerima.
"Para penerima Kartu Prakerja juga memiliki probabilitas 2,6 pp (8%) lebih rendah untuk
mengambil pinjaman dalam 3 bulan terakhir untuk mengatasi kesulitan keuangan dan memiliki
probabilitas 1,6 pp (21%) lebih tinggi untuk membeli aset dalam beberapa bulan terakhir,"
ungkapnya.
Sementara itu, dari sudut pandang layanan keuangan: Penerimaan Kartu Prakerja meningkatkan
kepemilikan e-wallet sebesar 27.8 poin persentase (53%). Sebanyak 80% penerima Kartu
Prakerja memiliki akun e-wallet, dibandingkan dengan 52% non-penerima pada Survei Endline.
Selanjutnya, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 10,5 pp (40%) lebih tinggi untuk
belanja online menggunakan e-wallet dalam sebulan ke belakang, dan Survei Endline juga
menunjukkan peningkatan substansial dalam penggunaan e-wallet untuk kebutuhan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio
Kacaribu yang hadir mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Program
Kartu Prakerja masih akan dilanjutkan pada tahun 2022.
"Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Program Kartu Prakerja sebesar Rp11 triliun atau
4,3% dari anggaran perlindungan sosial tahun 2022," tegasnya.
433

