Page 86 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 86

Dikatakan, terkait dengan UM sendiri merupakan instrumen jaring pengaman bagi pekerja/buruh
              yang tidak boleh dibayarkan upah/gaji nya dibawah UM yang berlaku pada suatu wilayah. UM
              juga hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja maksimal 12 bulan.

              Dalam pelaksanaan nyaman, UM tingkat provinsi (UMP), diterapkan oleh Gubernur setiap tahun
              nya. Gubernur juga dapat menetap kan UM Kabupaten/Kota (UMK). Dengan catatan rata-rata
              pertumbuhan  ekonomi  Kabupoaten/Kota  dalam  3  bulan  terakhir,  lebih  tinggi  dari  rata-rata
              pertumbuhan  ekonomi  provinsi.  Atau  nilai  pertumbuhan  ekonomi  dikurangi  inflasi
              kabupaten/kota yng bersangkutan, selama 3 tahun terakhir, selalu positif dan lebih tinggi dari
              provinsi.

              Dikatakan, dalam penetapan UMK, Gubernur dapat meminta pertimbangan Dewan Pengupahan
              Provinsi. UMK tersebut ditetapkan dan harus lebih tinggi dari UMP. Jika syarat ini tidak terpenuhi,
              maka Gubernur tidak dapat menetapkan UMK.

              “Formula UMP dan UMK pada PP 36/2021 ditujukan agar kesenjangan UM antar wilayahan baik
              antar  provinsi  maupun  antar  Kabupaten/Kota,  tidak  semakin  melebar.  Kita  optimis,  dengan
              mengatasi jurang kesenjangan ini, daya saing akan terungkit. Iklim investasi dan dunia usaha,
              kian bergairah. Yang berdampak pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerjadan, tentu
              kembali pada peningkata kesejahteraan masyarakat,” papar nya.

              Ditegaskan, bahwa mediator hubungan industrial dan pengawas Ketenagakerjaan, ber komitmen
              dalam  mengawal  pelaksanaan  UM  2020,  maupun  penerapan  Struktur  Skala  Upah  (SUSU)  di
              perusahaan.  Mediator  akan  membantu  serta  mem-fasilitasi  penyusunan  SUSU.  Sedangkan
              Pengawas,  harus  siap  melakukan  monitoring  dan  penegakan  hukum.  Khususnya  di  bidang
              pengupahan.

              “Saya telah mengintruksikan agar Mediator dan Pengawas Ketenagakerjaan, untuk siap siaga
              membantu  dan  mengawasi  pelaksanaan  UM  2022.  Serta  penerapan  SUSU.  Jika  ditemukan
              pelanggaran, saya meminta para Kepala Daerah, untuk ikut tegas dalam menindak lanjuti hasil
              pemeriksaan pengawas Ketenagakerjaan di daerah. Mari, kita bersama-sama ciptakan ekosistem
              upah yang ber-keadilan,” ajak Menaker Ida. (ira).

              Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Cipta Kerja yang harus direvisi dalam jangka
              waktu 2 tahun lagi, tidak merubah kebijakan Pengupahan saat ini. Artinya, seluruh materi dan
              substansi serta aturan, sepenuhnya tetap berlaku, tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan
              oleh MK.

              “Atas  dasar  itu,  berbagai  peraturan  pelaksana  UU  Cipta  Kerja  yang  telah  ada,  termasuk
              pengaturan tentang Pengupahan, masih tetap berlaku,” papar Menaker Ida Fauziyah lewat siaran
              pers Biro Humas Kemnaker, Kamis (2/12/21).

              Menaker  menegaskan,  bahwa  peraturan  pelaksanaan  klaster  ketenagakerjaan  yang  menjadi
              mandat UU Cipta Kerja, telah selesai dan diterbitkn sebelum putusan MK, diumumkn Alhasil,
              prose pengambilan kebijakan Ketenaga kerjaan saat ini, harus tunduk pada aturan tersebut.
              Tidak terkecuali mengenai pengupahan.

              “Oleh karenanya, saya kembali meminta kepada semua pihak, khususnya para Kepala Daerah,
              untuk  mengikuti  ketentuan  pengupahan.  Sebagaimana  diatur  dalam  PP  36/2021.  Saya  juga
              mengingatkan bahwa dalam PP tersebut tidak hanya mengatur tentang Upah Minimum (UM)
              saja. Tetapi juga terkandung aturan struktur dan skala upah yng harus di-implementasikn oleh
              pengusaha,” jelas Menaker Ida.





                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91