Page 113 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 113

Ringkasan
               Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membentuk panitia
               khusus (Pansus) III yang bertugas menyusun peraturan daerah mengenai perlindungan hak-
               hak perempuan.

               "Kami apresiasi Pak Bupati atas atensinya terhadap perempuan dengan menggulirkan rencana
               peraturan  daerah  ini.  Saya  melihat  dari  data  yang  ada,  angka  kekerasan  perempuan  di
               Kabupaten  Bekasi  naik  terus,  ini  menjadi konsiderannya,"  kata  Anggota  Pansus  III  DPRD
               Kabupaten Bekasi Fatma Hanum di Cikarang, Minggu.



               DPRD BEKASI BENTUK PANSUS UNTUK LINDUNGI HAK PEREMPUAN
               Bekasi  -  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  (DPRD)  Kabupaten  Bekasi,  Jawa  Barat,
               membentuk panitia khusus (Pansus) III yang bertugas menyusun peraturan daerah mengenai
               perlindungan hak-hak perempuan.

               "Kami apresiasi Pak Bupati atas atensinya terhadap perempuan dengan menggulirkan rencana
               peraturan  daerah  ini.  Saya  melihat  dari  data  yang  ada,  angka  kekerasan  perempuan  di
               Kabupaten  Bekasi  naik  terus,  ini  menjadi konsiderannya,"  kata  Anggota  Pansus  III  DPRD
               Kabupaten Bekasi Fatma Hanum di Cikarang, Minggu.

               Fatma menjelaskan berdasarkan laporan masyarakat dan observasi lapangan ada sejumlah
               hal  yang  menjadi  penyebab  terjadinya  kekerasan  terhadap  perempuan  mulai  dari  faktor
               ekonomi hingga intimidasi.

               "Salah satu atensi utama kami adalah mencegah terjadinya hal semacam ini. Perlu adanya
               payung hukum yang melindungi kaum perempuan," katanya.

               Kekerasan  dalam  rumah  tangga,  baik  dipicu  faktor  ekonomi,  perilaku  pasangan,  maupun
               menganggap rendah kaum wanita sedianya dapat dihindarkan jika ada aturan hukum yang
               jelas dan mengikat.

               "Makanya kami akan kupas ini secara detil agar jika di kemudian hari ada perempuan yang
               tersakiti secara fisik maupun bathin segera melaporkan dengan acuan peraturan daerah ini,"
               ungkapnya.

               Selain  itu  banyaknya  perempuan  yang  berprofesi  sebagai  pekerja  pabrik  juga  menjadi
               perhatian khusus agar tetap mendapat perlindungan di dalam dan luar area perusahaan.
               "Seperti masalah penyelesaian dasar, bagaimana buruh perempuan bisa mendapat cuti haid,
               cuti hamil dan melahirkan, akses kesehatan serta perlindungan diri. Ada beberapa masukan,
               kekerasan perempuan suka terjadi saat shift malam, bahkan saat jemputan malam. Ini perlu
               kita berikan perlindungan," ucapnya.

               Fatma  juga  mencatat  tingginya  angka  imigran  yang  masuk  ke  Kabupaten  Bekasi  turut
               mempengaruhi minimnya perlindungan terhadap perempuan semisal pernikahan beda negara
               tanpa surat nikah.







                                                      Page 112 of 345.
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118