Page 280 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 280
"Sebenarnya pada hari ini (Jumat, 10 Juli 2020), kita merencanakan untuk melakukan serah
terima kepada keluarga. Tetapi, proses tersebut belum dapat dilakukan karena masih ada
atau seluruh protokol kesehatan belum selesai dijalankan," kata Retno dalam konferensi pers
secara virtual, Jumat (10/7/2020).
Retno kemudian bercerita, proses pembebasan Etty tidak berlangsung singkat mulai dari
pendampingan kekonsuleran, proses litigasi hingga mencapai proses pemaafan.
Setidaknya, pembebasan Etty harus melalui 20 kali pendekatan dengan pihak keluarga korban
dan pihak terkait lainnya yang dilakukan perwakilan RI di Riyadh dan Jeddah, Arab Saudi.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut turut tangan dengan mengirim surat kepada
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz.
"Presiden juga menulis surat kepada raja Arab Saudi sebanyak dua kali. Alhamdulillah upaya
tersebut membuahkan hasil," katanya.
Diketahui, Etty merupakan seorang TKI asal Majalengka, Jawa Barat yang pernah bekerja di
Kota Taif, Arab Saudi. Ia sempat tersandung kasus pembunuhan terhadap majikannya yang
bernama Faisal bin Said Abdullah al-Ghamdi pada 2001.
Dalam persidangan, Etty didakwa telah meracuni majikannya hingga korban meninggal dunia.
Akibat kejadian itu, ia divonis bersalah dan harus menjalani hukuman mati.
Hukuman tersebut diberikan berdasarkan Putusan Pengadilan Umum Thaif No. 75/17/8
tanggal 22/04/1424H (23/06/2003M) yang telah disahkan Mahkamah Banding dengan Nomor
307/Kho/2/1 tanggal 17/07/1428 dan telah disetujui Mahkamah Agung dengan Nomor 1938/4
tanggal 2/12/1429 H.
Kekinian setelah menjalani hukuman pernjara selama 18 tahun, Etty pun akhirnya bisa
menghirup udara bebas dan kembali ke Tanah Air.
Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan RI telah membayar tebusan senilai 4 juta riyal atau
sekira Rp 15,5 miliar untuk membebaskan Etty dari jerat hukum..
Page 279 of 345.