Page 86 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 86
"Dari proses kekonsuleran, litigasi, sampai pemaafaan oleh pihak keluarga," ujarnya.
Yang tercatat, perwakilan Indonesia di Jeddah melakukan pendekatan kepada keluarga
korban dan pihak lainnya sebanyak 20 kali. Kemudian, akses kekonsuleran sebanyak 43 kali.
Diplomasi tingkat tinggi pun telah dilakukan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden bersurat sebanyak dua kali ke Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud. Yang kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan ditingkat menlu.
"Kementerian Luar Negeri Indonesia juga melakukan pendekatan kepada keluarga dan
memfasilitasi reuni keluarga ke Saudi sebanyak tiga kali," papar Retno.
Berkaca dari kasus itu, Retno berjanji akan memperkuat akses pencegahan. Selain itu,
pemerintah akan semakin masif memberi pemahaman mengenai hukum dan aturan negara
tujuan pekerjaan sejak masa rekrutmen.
Terpisah, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan,
sejak awal laporan hasil tes PCR Etty menunjukkan dia positif Covid-19. Hanya, memang ada
kekeliruan saat Dia menanyakan kepada staf yang menangani pemeriksaan Etty. ''Saya
memang bertanya ke beberapa staf, dan staf yang pertama itu salah baca laporan,'' terangnya
saat dikonfirmasi kemarin.
Paginya, staf lainnya melapor kepada Doni bahwa Etty positif Covid-19. Penyampaian itu
disertai laporan tertulis lengkap. ''Jadi itu yang benar positif (Covid-19),'' lanjut perwira TNI
berpangkat Letnan Jenderal itu. saat ini, Etty terus menjalani perawatan di RS Darurat Covid-
19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Terkait kejadian Etty, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sriprahastuti menjelaskan
bahwa sebenarnya protocol untuk pejabat negara sudah ada. Sejak Covid-19 mulai muncul
di Indonesia pada 2 Maret lalu, KSP sudah berinisiatif mengeluarkan protokol awal. Itu
kemudian menjadi embrio dari protocol selanjutnya yang sekarang diberlakukan kepada
masyarakat.
Saat itu setidaknya ada tujuh protokol yang dikeluarkan. "Salah satunya itu adalah protokol
VVIP,'' terangnya dalam diskusi virtual di salah satu radio kemarin. Dalam protokol itu sudah
ada Batasan-batasan bagaimana pejabat negara menjalankan fungsinya dan berinteraksi
dengan siapapun. Agar dirinya terlindungi sekaligus menjadi contoh bagi yang lain.
Namun, menurut Brian, semua Kembali ke individu masing-masing. ''Seringkali masih banyak
yang lupa,'' lanjutnya. Menurut dia, itu adalah hal manusiawi. Karena itulah kontrol sosial
menjadi penting agar selalu ada yang mengingatkan. Semua orang sedang berproses
menghadapi sebuah pandemi yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak mudah mengubah
perilaku masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi. Dia mencontohkan
gerakan cuci tangan menggunakan sabun. Brian pernah menangani project kampanye
pembiasaan cuci tangan menggunakan sabun selama lima tahun. Nyatanya, upaya selama
lima tahun itu juga belum 100 persen berhasil mengubah perilaku.
Karena itu, pekerjaan rumah utama saat ini adalah membuat perubahan perilaku dengan
cepat. Melawan teori-teori yang sudah ada selama ini. ''Banyak teori yang sudah ada, itu
prosesnya (perubahan perilaku) panjang,'' tambahnya. Harus ada revolusi perubahan perilaku
karena saat ini sedang pandemi.
Saksikan video menarik berikut ini: Editor : Ilham Safutra Reporter : Zalzilatul Hikmia, Bayu
Putra .
Page 85 of 345.