Page 148 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 148
negative - Rafki Rasyid (Ketua Apindo Kota Batam) Kalau angkanya tinggi, kita mengimbau
perusahaan untuk patuh. Apabila angkanya rendah atau tidak ada kenaikan, teman-teman
pekerja Juga harus mematuhi dan tidak memaksakan kehendak dengan menggelar aksi dijalan
positive - Rafki Rasyid (Ketua Apindo Kota Batam) Kalau memang tidak puas, jangan selesaikan
di jalan. Upayakan dengan cara yang baik, gugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara
positive - Rudi Sakyakirti (Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam) Kami Juga masih
menunggu angka inflasi dari pusat. Kan beijenjang dari pusat ke provinsi dan diteruskan ke
tingkat kota untuk dibahas
Ringkasan
Pembahasan Upah Minimum Kota (UMK) Batam selalu berjalan alot dari tahun ke tahun. Bahkan
pada masa pandemi Covid-19 yang semuanya serba sulit pun pembahasan seputar angka UMK
masih saja menual pro dan kontra. Kontroversi Itu selalu lahir dari perberbedaan perspektif
mengenal angka UMK.
BURUH TUNTUT UMK BATAM RP4,6 JUTA
Pembahasan Upah Minimum Kota (UMK) Batam selalu berjalan alot dari tahun ke tahun. Bahkan
pada masa pandemi Covid-19 yang semuanya serba sulit pun pembahasan seputar angka UMK
masih saja menuai pro dan kontra.
Kontroversi itu selalu lahir dari perberbedaan perspektif mengenal angka UMK. Serikat pekerja
tentu menuntut agar Internal kenaikan angka UMK lebih besar. Sedangkan asosiasi pengusaha
sudah pasti meminta agar penentuan nilai mesti dibarengi dengan pertimbangan akan berbagai
variabel yang tidak memberatkan.
Pada awal pembahasan UMK Batam Tahun 2022 misalnya, pro dan kontra antara serikat pekerja
dan asosiasi pengusaha sudah mulai tampak. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)
sudah langsung mengakui kalau pembahasan UMK sangat memberatkan serikat pekerja.
Panglima Garda Metal FSPMI Kota Batam, Suprapto mengatakan pihaknya telah mengirim surat
penolakan atas pembahasan UMK. Saat ini pembahasan UMK sedang berlangsung di tingkat
provinsi.
"Bertepatan dengan hari pahlawan, 10 November 2021 kami akan turun aksi di Kantor Wali Kota
Batam. Kami minta UMK Tahun 2022 naik sebesar 7-10 persen,' kata Suprapto kepada Tribun
Batam, Selasa (9/11) siang.
Jika dihitung kenaikan 7-10 persen dari angka UMK Tahun 2021, maka nilai UMK Batam Tahun
2022 berkisar antara Rp 4.500.000-Rp 4.600.000. Permintaan tersebut bukan tanpa alasan,
Suprapto mendasarkan alasannya pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015. Dia
Juga mempertimbangkan situasi perekonomian masyarakat Batam yang terdampak oleh
hantaman pandemi Covid-19.
Selain itu, Suprapto menegaskan, saat ini harga barang dan sembako dianggap kian meningkat.
Kondisi tersebut sama sekali tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan oleh
masyarakat. "Pengusaha tetap menaikkan harga kebutuhan pokok tanpa mempedulikan daya
beli masyarakat. Ini harus dipandang pemerintah." tandas Suprapto.
147