Page 161 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 161
Tujuan kedatangan mereka ke Rumah Banjar untuk membawa 6 tuntutan. Salah satunya
meminta kenaikan upah minimum sektoral provinsi (UMSP).
Kenaikan UMSP wajib dan harga mati, kata Ketua FSPMI Kalsel, Yoeyoen Indharto, disela unjuk
rasa.
UMSP, kata Yoeyoen, wajib naik lantaran secara nasional dari hasil survey Badan Pusat Statistik
(BPS), ekonomi Indonesia di kuartal kedua pada tahun 2021 bertumbuh di angka 7,07 persen.
Maka dari itu buruh harus menikmati. Jangan pandemi Covid-19 dijadikan alasan, katanya.
Sudah satu tahun terakhir ini kita bersabar, tambahnya.
Apalagi, kata Yoeyoen, saat ini pembelajaran sudah mulai kembali bertatap muka, maka para
buruh pun mau tidak mau harus mendapat tambahan pemasukan.
Kita minta di angka 5 hingga 8 persen kenaikan, katanya.
Apabila tak terpenuhi, Yoeyoen pun mengancam akan kembali melakukan aksi dengan jumlah
masa yang lebih besar.
Pantauan media ini, para buruh sendiri diundang untuk melakukan audiensi.
Hingga saat ini audiensi masih berlangsung di Ruang Paripurna Kantor DPRD Kalsel.
Berikut isi tuntutan para buruh:
1. Naikkan UMP tahun 2022.
2. Terbitkan kembali umps tahun 2022.
3. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tanpa Omnibus Law
4. Cabut UU No. 11/2020 Tentang Cipta Kerja.
5. Tuntaskan permasalahan status hubungan kerja di PT GMK 6. Tuntaskan kasus normatif
jamsos di PT KJW
160