Page 221 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 221
"Menurut informasi, dokumennya ada, tapi kita akan dalami apakah sesuai regulasi atau tidak,"
ujarnya lebih lanjut.
Dari hasil pengembangan sidak di Hotel Penuin, Batam, Kemnaker menduga modus operandi
yang dilakukan yakni dengan cara "mengoplos" (mencampur) CPMI prosedural (memiliki
dokumen) dengan nonprosedural (tak berdokumen).
Selanjutnya, Yuli Adiratna menegaskan pihaknya pun akan mendalami P3MI yang bertanggung
jawab menempatkan 45 CPMI yang dikarantina di beberapa hotel di kota Batam dan satu CPMI
yang diduga ditempatkan secara non prosedural.
Yuli Adiratna menambahkan, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan Pemda Kepri, Disnaker
Kota Batam, dan BP2MI Kota Batam untuk memastikan apakah 46 CPMI tersebut sudah tercatat
dalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN). Tim juga melakukan
komunikasi dengan satgas Covid-19 di Kota Batam dan Provinsi Kepri.
"Komunikasi ini untuk memastikan bahwa hotel tempat penampungan 46 CPMI tersebut
direkomendasikan sebagai salah satu tempat isolasi atau karantina sesuai protokol kesehatan,"
katanya seraya memastikan Tim telah berkoordinasi dengan Kepolisian, Disnaker Batam dan
BP2MI.
Koordinator Penempatan Hubungan Kerja dan Kebebasan Berserikat Dit Binareksa Kemnaker FX
Watratan menambahkan, selaku penegak hukum ketenagakerjaan, pihaknya akan
menindaklanjuti kasus ini sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, termasuk dugaan adanya tindak pidana ketenagakerjaan.
“Sidak ini merupakan respons cepat Kemnaker atas pengaduan masyarakat mengenai indikasi
adanya calon pekerja migran yang akan ditempatkan ke Singapura yang ditampung di lokasi
hotel berbeda di Batam," ujar FX Watratan didampingi Subkordinator Rizky Nasution.
Sementara Kepala UPT Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Batam, Sudianto, mengatakan bahwa
satu CPMI tak berdokumen telah dimintai keterangan di kantornya usai sidak. "Setelah ini, CPMI
bernama Ruwanti (41) tersebut, akan segera dipulangkan ke daerah asalnya di Banyumas, Jawa
Tengah," katanya. CM
220

