Page 272 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2021
P. 272

Ringkasan

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah  menyesalkan  minimnya  perusahaan  yang  menerapkan
              Struktur dan Skala Upah kepada karyawan mereka yang sudah bekerja lebih dari satu tahun.
              Malahan, kata Ida, mayoritas perusahaan masih menggunakan upah minimum sebagai standar
              upah.



              ADOPSI UU CIPTAKER, MENAKER SESALKAN PERUSAHAAN TAK TERAPKAN SKALA
              UPAH

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah  menyesalkan  minimnya  perusahaan  yang  menerapkan
              Struktur dan Skala Upah kepada karyawan mereka yang sudah bekerja lebih dari satu tahun.
              Malahan, kata Ida, mayoritas perusahaan masih menggunakan upah minimum sebagai standar
              upah.

              "Itu masalahnya, jadi tidak menghargai, tidak ada merit system . Ini sebenarnya problem, meski
              filosofinya  sudah  benar,  kita  dorong  agar  orang  bekerja  dihargai  sesuai  dedikasi,  loyalitas,
              kompetensi, dan skills, " kata Ida melalui keterangan resmi, Kamis (9/8/2021).

              Dengan  demikian,  Ida  mengatakan  kementeriannya  akan  terus  mensosialisasikan  Undang-
              Undang  (UU)  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  kepada  kalangan  pengusaha.
              Harapannya, pengusaha dan pekerja memperoleh titik temu terkait implementasi UU Cipta Kerja
              itu.

              "Sosialiasi  ini  dilakukan  per  sektor.  Misalnya,  sektor  otomotif,  pariwisata,  yang  memiliki
              karakteristik dan tidak bisa disamakan dengan sektor-sektor lain," kata dia.

              Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
              menilai  negatif  penetapan  upah  minimum  provinsi  atau  UMP  2022  yang  berdasar  pada
              perhitungan makro perekonomian tahun berjalan. Pasalnya, serikat pekerja tidak memiliki ruang
              untuk menegosiasikan kebutuhan riil mereka.

              Adapun, penghitungan UMP melalui kondisi makro perekonomian tersebut berasal dari amanat
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan sebagai turunan Undang
              Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja.

              "Dari proses demokratasisasi ini menurun. Kita tidak ada lagi ruang bernegosiasi, tidak ada lagi
              ruang untuk memastikan bagaimana kondisi riil di lapangan, ini kan berdasar data-data saja dari
              Badan  Pusat  Statistik  [BPS],"  kata  Timboel  melalui  sambungan  telepon  kepada  Bisnis,  Rabu
              (8/9/2021).

              Berdasar pada pasal 26 ayat 3 PP Nomor 36 Tahun 2021 disebutkan perhitungan batas atas UMP
              diperoleh dari rata-rata konsumsi per kapita dikali dengan rata-rata banyaknya anggota rumah
              tangga  lalu  dibagi  rata-rata  banyaknya  anggota  rumah  tangga  yang  bekerja  setiap  rumah
              tangga.

              Sementara itu, batas bawah UMP diperoleh dari perhitungan 50 persen dari batas atas UMP.
              Belakangan nilai UMP yang berlaku disesuaikan pada rentang nilai tertentu di antara batas atas
              dan batas bawah UMP pada wilayah terkait.

              "Kalau batas atas itu lebih rendah dari pada UMP tahun berjalan maka dia tidak naik upah. UMP-
              nya tidak naik pakai UMP tahun berjalan. Gubernur tidak boleh menyimpang dari itu," kata dia.




                                                           271
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277