Page 57 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 57

FKPMI menggugat Ida lantaran kebijakannya menerbitkan Surat Keputusan Nomor 151 Tahun
              2020, tentang Penghentian Penempatan Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri, dengan alasan
              pendemi Covid-19, tertanggal 18 Maret 2020.

              Kuasa hukum FKPMI, Zainul Arifin mengatakan, meskipun keputusan menteri tersebut bersifat
              sementara, akan tetapi berdampak luar biasa terhadap calon pekerja migran Indonesia (CPMI)
              yang akan bekerja ke luar negeri.

              Menurtnya, saat ini sudah ada ribuan CPMI yang telah memiliki persyaratan dokumen lengkap
              untuk siap diberangkatkan bekerja ke negara tujuan penempatan namun tak bisa berangkat
              karena kebijakan Kemenaker.

              "Jika ini terus berlanjut maka akan berdampak terhadap perekonomian CPMI beserta keluarga
              dan perekonomian nasional. Bahkan dapat mengakibatkan akan terjadinya peningkatan CPMI
              yang akan bekerja ke luar negeri secara ilegal atau nonp prosedural yang saat ini semangkin
              banyak dan tidak terkendali," ucap Zainul dalam keterangan yang diterima .

              Zainul  menyebutkan,  gugatan  tersebut  telah  didaftarkan  melalui  E-court  Gugatan  Online  ke
              Pengadilan TUN Jakarta, terkait Permohonan Pembetalan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor 151 Tahun 2020.

              "Tujuan dilakukanya gugatan ini agar ada kepastian hukum dan kejelasan terhadap nasip CPMI
              yang gagal berangkat akibat diterbitkanya keputusan tersebut," jelas Zainul.

              Pihaknya menyebutkan, sejak diterbitkanya Kepmenaker tersebut, belum ada keinginan dari
              menteri  untuk  mencabutnya.  Sementara  pemerintah  juga  tidak  membeirkan  solusi  terhadap
              CPMI.

              "Hal  ini  merugikan  CPMI  yang  yang  sudah  mengurusi  segala  persyaratan  menjadi  sia-sia.
              Bahkan CPMI yang sudah memiliki visa kerja dan tiket pesawat mau tidak mau akan habis masa
              berlakunya," ujar Zainul.

              Di  sisi  lain,  Menaker  Ida  dinilai  tidak  konsisten  karena  di  dalam  diktum  Kepmenaker  itu
              disebutkan  bagi  PMI  yang  telah  memiliki  visa  kerja  dan  tiket  transportasi  ke  negara  tujuan
              penempatan  dapat  diberangkatkan  dalam  hal  negara  tujuan  penempatan  tidak  menutup
              masuknya orang asing untuk bekerja.

              Kenyataannya,  para  CPMI  yang  telah  memenuhi  syarat  tetap  dilarang  untuk  berangkat.
              Sementara  negara  penerima  PMI  sudah  membuka  diri  bagi  pekerja  asing  untuk  bekerja  di
              negaranya seperti di Hong Kong dan Taiwan.

              Zainul juga mengungkapkan, dirjen Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan
              bahkan telah menerbitkan surat bernomor 3/4961/PK.02.00/II/2020, yang menyatakan bahwa
              PMI yang telah memiliki ID dapat diberangkatkan untuk bekerja ke negara tujuan penempatan.

              "Akan tetapi hingga hari ini tidak pernah terealisasikan. Ini menandakan menteri tidak konsisten
              dan patuh dengan aturan yang mereka buat sendiri," tandas Zainul.

              (fat/jpnn).












                                                           56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62