Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 82

Ketenagakerjaan Nomor 151 Tahun 2020, tentang Penghentian Sementara Penempatan Pekerja
              Migran Indonesia.



              PEKERJA MIGRAN MINTA TOLONG JOKOWI & GUGAT MENAKER

              Jakarta- Ribuan Pekerja Migran Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pekerja
              Migran Indonesia (FKPMI), melakukan gugatan terhadap Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
              ke PTUN Jakarta.

              Pengacara FKPMI Zainul Arifin mengatakan, telah mendaftarkan melalui E-court Gugatan Online
              ke  Pengadilan  TUN  Jakarta,  terhadap  Permohonan  Pembetalan  Keputusan  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 151 Tahun 2020, tentang Penghentian Sementara Penempatan Pekerja
              Migran Indonesia.

              "Hari  ini  kita  telah  mendaftarkan  gugatan  ke  PTUN  Jakarta,  seperti  biasanya  Pekan  depan
              setelah pendaftaran Gugatan biasanya sudah ada pemanggilan persidangan terkait gugatan ini,"
              kata Zainul lewat keterangannya, Kamis (11/6/2020).

              Zainul  Arifin  mengatakan,  Tujuan  dilakukanya  Gugatan  ini,  agar  ada  kepastian  hukum  dan
              kejelasan terhadap nasib Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang gagal berangkat akibat
              diterbitkanya Keputusan tersebut. Karena sejak keputusan terbit, hingga saat ini Menteri belum
              ada keinginan untk mencabut keputusan tersebut. Sementara tidak ada solusi yang diberikan
              oleh Pemerintah terhadap CPMI.

              "Sehingga merugikan bagi CPMI yang berakibat terhadap CPMI yang sudah mengurusi segala
              persyaratan menjadi sia-sia dan bahkan CPMI yang sudah memiliki Visa Kerja dan Tiket Pesawat
              mau tidak mau akan habis masa berlakunya," jelasnya.

              Sementara itu, lanjut pria yang sering di sapa Dato MZA ini, Menteri dinilai tidak konsisten sebab
              didalam  diktum  Surat  Keputusan  Menteri  tersebut,  meyebutkan  bahwa  bagi  Pekerja  Migran
              Indonesia yang telah memiliki visa kerja dan tiket transportasi ke negara tujuan penempatan
              dapat diberangkatkan dalam hal negara tujuan penempatan tidak menutup masuknya orang
              asing untuk bekerja.
              "Namun  keyataanya  tetap  juga  dilarang  bagi  CPMI  untuk  berangkat.  Sementara  negara
              penerima PMI sudah membuka bagi pekerja asing untuk bekerja dinegaranya seperti di Hong
              Kong dan Taiwan," tambahnya.

              Bahkan, kata Zainul, dipertegas kembali oleh Dirjen Penempatan Tenaga Kerja Kementerian
              Ketenagakerjaan melalui suratnya bernomor 3/4961/PK.02.00/II/2020, menyatakan bahwa PMI
              yang telah memiliki ID dapat diberangkatkan untuk bekerja ke negara tujuan penempatan. Akan
              tetapi hingga saat ini tak terealisasikan. Hal ini menandakan Menteri tidak konsisten dan patuh
              dengan aturan yang dibuatnya. Menteri dianggap melanggar Konsitusi didalam ketentuan Pasal
              27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 menyebutkan bahwa :"Tiap-tiap
              warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".

              "Ayat ini memuat pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan
              mencapai tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun hak sebagai warga negara
              dihambat untuk dapat bekerja, sementara pemerintah tidak dapat memberikan solusi untuk
              kehidupan yang lebih baik. Lebih jauh lagi Menteri dianggap melanggar ketentuan dialam UU
              No. 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan UU No. 13 tahun 2003
              tentang Ketenagakerjaan," tutupnya.





                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87