Page 46 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 MARET 2019
P. 46

kerja, dan juga kartukartu. Padahal, persoalan sekolah vokasi itu tidak melulu soal
               industri, tapi bagaimana keterlibatan pemda yang punya BLK-BLK membuat peta
               kebutuhan industri di daerah masing-masing dengan SDM yang sudah di-training.
               Sayangnya, dua cawapres tidak menemukan hubungan pu sat dengan pemda agar
               ba gaimana pemda bisa me nyuk seskan pendidikan vokasional.

               "Para pekerja mendapatkan sertifikasi itu kan tidak murah, mau enggak pemda
               membantu pembiayaan sertifikasi. Bekerja sekarang tidak hanya di tanyai ijazah,
               tapi juga sertifikat," ucapnya. Terkait isu TKA, ia me nyayangkan bahwa yang
               dibahas hanya terkait kemampuan bahasa TKA sebagai syarat masuk In donesia.
               Seharusnya bagaimana strategi pengawasannya agar tidak ada lagi TKA yang low
               skill masuk ke dalam negeri. Lalu, soal outsourcing, penghapusan yang ditawarkan
               tidak di perin ci strateginya oleh San di. Begitu juga persoalan ho no rer dan UMKM
               yang seha rus nya membahas tentang ba gaimana memberikan jaminan hari tua
               (JHT) danpensiun.

               Sayangnya, oposisi tidak menyinggung hal itu. Pengamat pendidikan Doni Koesuma
               melihat bahwa apa yang dipaparkan oleh dua pasangan calon terkait dengan
               pendidikan sangat normatif dan terlalu ideal. Tetapi, tanpa lang kah konkret yang
               dita warkan kepada masyarakat untuk membenahi pendidikan. Mi salnya, Sandi
               menawarkan penghapusan sistem ujian na sio nal (UN) yang sering di sebut-sebut
               sejak satu tahun lalu, tetapi Undang-Undang No mor 20/ 2003 tentang Sis tem Pen
               didikan Nasional (UU Sisdiknas) masih mengatur tentang ujian negara. Begitu juga
               dengan perubahan kurikulum, bagaimana langkah-langkahnya.

               "Tentang pendidikan sangat nor ma tif, ideal, tapi kemudian ti dak ada langkah
               fundamental yang diungkapkan. Terlalu me ngawang," kataDonikepada KORAN
               SINDO di Jakarta kemarin. Lebih dari itu, Doni juga mengkritisi soal pengangkatan
               guru honorer yang di sing gung oleh Sandi. Sementara guru hono rer K-2 ini tidak
               lolos seleksi dan tidak bisa masuk menjadi ASN. Kalau diangkat, itu bisa menjadi
               masalah di pendidikan ka rena tidak kom peten dan justru semakin mem bebani
               anggaran pendi dik an yang 60%-nya sudah ter serap untuk belanja pegawai dan
               sertifikasi. "Kalau honorer diangkat, maka hampir 80% uang pendidikan habis. Jadi,
               boleh angkat honorer asalkan jelas," tandasnya.


























                                                       Page 45 of 117.
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51