Page 158 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 158

PMI "Negara hadir dengan memastikan seluruh proses harus dilakukan sesuai prosedural yang
              berlaku. Sampai nantinya mereka pulang kembali ke kampung halamannya masing-masing," ujar
              Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan yang diterima Beritasatu.com, Selasa (26/102/2021).

              Menaker mengatakan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
              tentang  Pelindungan  PMI,  peran  pelindungan PMI  diserahkan  kepada  pemerintah  baik  pusat
              maupun daerah, dimulai dari sebelum, selama, dan setelah bekerja.

              "Di sinilah peran pentingnya, yakni memastikan pekerja migran mendapatkan perlindungan sejak
              berangkat hingga kembali ke kampung halaman," tegas Ida Fauziyah.

              Menaker  menyadari,  tingginya  minat  masyarakat  untuk  bisa  bekerja  di  luar  negeri  harus
              dibarengi dengan informasi dan tata cara yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Hal
              ini penting agar terhindar dari risiko-risiko yang dapat berujung pada tindak pidana perdagangan
              orang (TPPO).

              Secara kongkret, perlindungan tersebut menjadi tupoksi dari Satgas Perlindungan Pekerja Migran
              Indonesia. Lewat Satgas ini tentunya diharapkan dapat dilakukan pencegahan pengiriman dan
              penempatan PMI non-prosedural, serta membahas tantangan dan solusi terkait pelayanan dan
              perlindungan pekerja migran.

              "Salah  satu  perlindungan  terbaru  yang  dilakukan  oleh  Satgas  PPMI  adalah  memfasilitasi
              pendampingan pemulangan salah satu pekerja migran asal Palu dari Riyadh, Arab Saudi pada
              awal Oktober lalu," ujar Ida Fauziyah.

              Direktur  Jenderal  Binapenta  &  PKK,  Suhartono  menjelaskan,  keberadaan  Satgas  PPMI
              merupakan amanat dari Undang-Undang 18 Tahun 2017.

              Sejatinya  Satgas  tersebut  telah  terbentuk  sejak  tahun  2012,  dengan  nama  Satuan  Tugas
              Pencegahan  TKI  Non  Prosedural  yang  berada  di  tingkat  pusat  dan  14  wilayah
              debarkasi/embarkasi.  Di  tahun  2020  berubah  nama  menjadi  Satgas  PPMI,  dengan  tujuan
              perluasan cakupan tugas dan fungsi sesuai undang-undang yang berlaku.





































                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163