Page 201 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 201
BERITA FOTO: APARAT DI BATAM TEMUKAN 2 MAYAT WNI DI DALAM FREEZER
KAPAL CHINA
, BATAM - Aparat Gabungan melakukan pemeriksaan terhadap dua kapal nelayan berbendera
China, Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118 pada Rabu (8/7/2020) kemarin di perairan Batam
Kepulauan Riau (Kepri). Kapal itu diamankan Tim gabungan dari Lanal Batam, Bakamla dan
Polairud Polda Kepri.
Kapal Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117 ditangkap karena dicurigai melakukan
tindak kekerasan kepada para pekerja migran Indonesia. Di dalam kapal china tersebut
ditemukan dua mayat ABK WNI di dalam lemari pendingin (freezer).
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama (P)
Indarto Budiarto mengatakan, penangkapan kapal berbendera Chna ini, setelah aparat
penegak hukum mendapat informasi dari salah satu keluarga korban Anak Buah Kapal (ABK)
yang meninggal dunia.
"Di mana di atas kapal tersebut dicurigai ada tindak kekerasan yang mengakibatkan meninggal
dunia," ujarnya Indarto.
"Sehingga kami kejar, hampir lepas saat pengejaran tadi dan sudah masuk perairan Singapura,"
ujar Danlantamal IV.
Informasi yang diperoleh, di dalam kapal tersebut banyak mempekerjakan tenaga warga negara
Indonesia (WNI). Satu orang yang meninggal ditemukan jenazahnya disimpan di peti pendingin
(freezer) untuk mengawetkan ikan.
Kapolda Kepri Irjen Pol Aries Budiman menjelaskan, berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu,
.hampir sebagian besar WNI yang bekerja di kapal tangkap ikan milik negara asing mengalami
perlakuan tidak manusiawi.
Aries mengatakan alasan dua kapal berbendera China tersebut diamankan dikarenakan Kapal
Lu Huang Yu 117 menjadi tempat penganiayaan dan Kapal Lu Huang Yu 118 salah satu ABK
kapal melaporkan kepada keluarga korban.
"Sehingga dugaan kami kenapa dua kapal diamankan, yang pertama satu kapal tempat
penganiayaan kemudian kapal yang lain saksi dan warga negara kita menyampaikan bahwa di
kapal itu ada mayat," jelas Aries.
Aris menyatakan ABK yang merupakan WNI di atas kedua kapal tersebut merupakan korban
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang dipekerjakan secara paksa di atas kapal.
Aris mengatakan dirinya mendapat informasi terkait ABK yang meninggal di atas kapal dan akan
dilakukan penangkapan pada, Rabu (08/07/2020) sekira pukul 06.00 WIB.
Kemudian TNI AL dan Bakamla serta pihak keamanan laut lainnya sudah terlebih dahulu
mendapatkan informasi tersebut.
"Informasi tersebut dari Kabinda dan pada Pukul 06.00 WIB itu saya perintahkan Ditpolairud
untuk bergabung," ujarnya.
Aris menyebutkan dalam perbantuan pengamanan tersebut pihak juga mengerahkan satu
helikopter dan satu peleton Brimob dari Polda Kepri.
"Kami mengerahkan satu helikopter dengan menyiagakan dua sniper dari Brimob untuk
membantu pengejaran Berdasarkan pengalaman beberapa kali dimana saat pengamanan bila
anggota kurang jumlah dari orang diatas kapal mereka yang diserang.
200