Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 97

"Meninggalnya Hasan Afriandi, yang merupakan ABK (WNI) Kapal Lu Huang Yuan Yu 118 asal
              China, merupakan tragedi dan tamparan besar," katanya, melalui pernyataan tertulis, di Jakarta,
              Kamis.

              Pemerintah Indonesia, kata dia, harus menginvestigasi kasus tersebut melalui kementerian dan
              lembaga terkait agar tuntas penyelesaian hukumnya, baik investigasi terhadap pemilik kapal,
              pola kerja, sekaligus juga agen di Indonesia yang menyalurkan.

              Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  Pagar  Nusa  Nahdlatul  Ulama  itu  kembali  menekankan
              dilakukannya investigasi komprehensif terhadap kasus perbudakan modern.

              "Jangan  sampai  ada  perbudakan  modern    (modern  slavery)    dengan  korban  para  ABK  dari
              Indonesia," ucap politikus PDI Perjuangan tersebut.

              Menurut dia, pemerintah harus merapikan kebijakan terkait penyaluran tenaga kerja Indonesia
              (TKI) atau ABK ke kapal-kapal asing, serta harus ada pemantauan dan hukuman jika agen dan
              pemilik kapal melanggar aturan, apalagi sampai membahayakan nyawa.

              "Kasus meninggalnya ABK asal Indonesia di kapal asing sudah sering kita dengar. Ke depan,
              jangan sampai ada korban lagi. Ini masalah serius yang harus jadi '  concern  ' pemerintah,"
              tungkas Gus Nabil.
              Sebelumnya, seorang ABK berkewarganegaraan Indonesia (WNI) ditemukan meninggal dunia
              di dalam kapal ikan asing berbendera China yang diamankan Tim Gabungan Polda Kepri, TNI
              AL,  BIN  Daerah  Kepri,  Bakamla,  Bea  Cukai  dan  KPLP  di  perbatasan  perairan  Indonesia-
              Singapura.

              ABK tersebut ditemukan di dalam salah satu dari dua kapal ikan asing yang diamankan yaitu,
              Kapal Ikan Asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118, kata Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman,
              Rabu (8/7).
              Aris menyebutkan, informasi awal yang diterima ada seorang warga negara kita diduga dianiayai
              hingga meninggal dunia, seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang
              bekerja di kapal ikan asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi, dan berdasarkan dokumen
              untuk mereka bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya.
              "Sehingga,  dugaan  kami  kedua  kapal  ini  salah  satunya  merupakan  tempat  dilakukannya
              penganiayaan dan kapal lainnya sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut," paparnya.

              Informasi bahwa di kapal tersebut ada mayat, kata Kapolda, juga berasal dari WNI, dan kuat
              dugaan bahwa yang bekerja di kapal tersebut merupakan korban  "trafficking"  (perdagangan
              manusia) yang dipekerjakan secara paksa di atas kapal ikan tersebut..





















                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102