Page 182 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 182

Title            SERIKAT PEKERJA TOLAK OMNIBUS LAW

               Media Name       Riau Post
               Page/URL         1&11

               Journalist       Jpg
               Article Type     Photo News

               Pub. Date        2020-02-17

               Newstrend        OMNIBUS LAW
               Size/Color       916 / Color

               Category &       Corporate / Ditjen Binapenta / Positive
               Sentiment

               Summary

               "Kami tidak bertanggung jawab atas satu pasal pun dalam RUU ini.

               Draf  Rancangan  Undang-Undang  (RUU)  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  yang  diinisiasi  pemerintah  sudah
               diserahkan ke DPR. Bersamaan itu pula naskah yang beredar luas ke publik itu terus menuai polemik.

               Quote

               Saya kira memang harus keluar di publik
               -- Ma'ruf Amin, Wakil Presiden

               SERIKAT PEKERJA TOLAK OMNIBUS LAW

               "Kami tidak bertanggung jawab atas satu pasal pun dalam RUU ini.
               Draf  Rancangan  Undang-Un-dang  (RUU)  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  yang  diinisiasi  pemerintah  sudah
               diserahkan ke DPR. Bersamaan itu pula naskah yang beredar luas ke publik itu terus menuai polemik.

               Serikat  buruh  yang  tergabung  dalam  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  menolakRUU
               omnibus law tersebut

               Presiden  KSPI  Said  Iqbal  menyampaikan  pihaknya  tidakmau  dudukbersama  pemerintah  untuk
               membahas  regulasi  tersebut.  Alasannya,  RUU  Ciptaker  khususnya  terkait  klaster  ketenagakerjaan
               sangat merugikan pihak pekerja.

               "Kami tidak bertanggung jawab atas satu pasal pun dalam RUU ini," kata Said Iqbal kepada wartawan
               di Hotel Mega Proklamasi,
               JakartaPusat,  kemarin  (16/2).  Menurutnya,  apa  yang  dikhawatirkan  buruh  sudah  terbukti  dengan
               drafRUU Ciptakeryang diterima DPR. Saidlqbal menyebut sembilan alasan yang memicu penolakan
               atas omnibus law RUU Ciptaker. Di antaranya hilangnya upah minimum yang diganti persatuan waktu.
               "Ketika upah dibayarkan per jam, maka otomatis upah minimum hilang," jelasnya.
               Dalam RUU Cipta Kerja, upah minimun hanya didasarkan pada upah minimum provinsi (UMP). Artinya,
               upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) akan
               hilang.  Padahal  UMP,  sambung  Iqbal,  tidak  dibutuhkan  karena  upah  pekerja  di  kabupaten/kota
               mengacu pada UMK.

               Dia memberi contoh Provinsi Jawa Barat (Jabar). UMP Jabar 2020 sebesar Rp 1,81 juta. Angka tersebut
               jauh lebih rendah dibandingkan dengan UMK di semua kabupaten/kota di Jawa Barat. Kabupaten
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187