Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 26
Title KEMENAKER: TRANSFORMASI INDUSTRI PERLU DIIKUTI PEMETAAN JABATAN
Media Name investor.id
Pub. Date 23 September 2019
https://investor.id/business/kemenaker-transformasi-industri-perlu-dii kuti-pemetaan-
Page/URL
jabatan
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
KEMENAKER: TRANSFORMASI INDUSTRI PERLU DIIKUTI
PEMETAAN JABATAN
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan bahwa
untuk mengantisipasi bonus demografi perlu dilakukan dengan pemetaan jabatan
berdasarkan transformasi industri. Sebab, perkembangan revolusi industri 4.0 akan
menyebabkan terjadi transformasi jenis pekerjaan.
"Permasalahannya jabatan yang baru membutuhkan skill baru. Tanformasi industri
harus diikuti pemetaan jabatan untuk menghitung jenis pekerjaan yang akan
muncul," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenaker
Bambang Satrio Lelono, pada sebuah seminar di Lemhanas, Jakarta, Jumat (20/9).
Dalam kajian World Econnomic Forum disebutkan 65% anak yang berpendidikan
sekolah dasar akan bekerja pada pekerjaan yang saat ini belum ada. Kalau
transformasi tidak dijalankan maka akan mematikan potensi anak yang ada. Setelah
upaya pemetaan selanjutnya dilakukan identifikasi kemampuan yang dibutuhkan.
Karena itu Kemenaker memiliki strategi pengembangan vokasi untuk penguatan
mutu dan aset. "Penguatan mutu vokasi kami lakukan penyesuaian program dengan
kebutuhan yang akan datang," kata Bambang.
Pemerintah juga sudah membentuk Komite Pelatihan Vokasi Nasional (KPVN) untuk
menentukan jenis vokasi yang ditentukan. KPVN ini diisi oleh seluruh stakeholder
mulai dari pengusaha, akademisi, praktisi, dan Kementerian/Lembaga (KL) terkait.
"Dari hasil KPVN ini kami memiliki grand design pelatihan vokasi dengan
mempertimbangkan bahan prioritas pembangunan nasional," ucapnya.
Adapun pemetaan tenaga kerja akan dilakukan berdasarkan prioritas pembangunan
nasional yaitu 14 kawasan strategis di luar Jawa, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
sampai pembangunan di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Terluar). Pemetaan
setelah mempertimbangkan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan, besaran
biayanya, sampai kemampuan industri menyerap tenaga kerja. "Kami juga akan
mngupdate instruktur, tenaga kerja termasuk materi pelatihan sesuai
perkembangan revolusi industri," tutur Bambang.
Menurutnya, profil angkatan kerja masih minim akan ketrampilan di tengah dunia
kerja yang terus berubah. Hal ini disebabkan 60% kompetensi tenaga kerja nasional
adalah lulusan/tamatan SD-SMP.
"Dengan kompetensi tenaga kerja yang hanya lulusan SD-SMP, maka konsekuensi
tenaga kerja lebih banyak terserap di industri padat karya, " ujarnya.
Page 25 of 135.