Page 100 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 100
Pemerintah juga pernah memberikan bantuan subsidi upah untuk meringankan beban ekonomi
para buruh pada masa pandemi. Bandingkan dengan nasib para penjaga stan telepon seluler,
misalnya, atau para buruh di pasar tradisional yang menerima upah harian.
Kenaikan upah juga tidak dapat terlalu tinggi karena terkait dengan daya saing produk kita.
Jangan sampai akhirnya harga produk atau jasa di Indonesia terlampau tinggi sehingga tidak
laku. Jangan lupa, persaingan bisnis antarnegara tidak pernah berkurang walau pada masa
pandemi sekalipun.
Pebisnis di negeri ini juga harus memikirkan banyak hal. Tidak sekadar gaji, tetapi juga berbagai
tantangan. Mulai dari infrastruktur yang kurang andal dibandingkan negara lain sampai sulitnya
mencari kontainer, bahkan setelah ada produk yang siap diekspor. Setiap tantangan itu tentu
menjadi pemberat pada tiap komponen biaya produksi.
Namun, kita mengamini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto terkait kenaikan upah. "Soal upah, yang penting naik dan yang kerja tambah banyak.
Kalau produksi terus meningkat, mereka juga akan dapat bonus," ujarnya.
Meskipun upah hanya naik sekitar satu persen, tetap pula dibutuhkan pengawasan supaya
sungguh diterima di rekening karyawan. Demi efektivitas pengawasan, kita sepakat dengan
pengawasan ketenagakerjaan secara digital. Tidak lagi pengawasan secara manual dengan
ribuan pegawai.
Digitalisasi pengawasan tidak sekadar mengefisienkan belanja pegawai, tetapi juga memperluas
cakupan pengawasan. Semakin luas cakupan, artinya semakin banyak pekerja yang
mendapatkan hak-haknya.
Di samping terus mengawal implementasi kenaikan upah minimum, jangan lupa untuk
senantiasa mengawal kenaikan kemampuan diri. Dunia bukan hanya dilanda ketidakpastian,
melainkan juga sedang berubah dengan cepat. Bersiaplah. Jangan sampai menjadi dinosaurus
yang kemudian punah.
99