Page 212 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 212

KENAIKAN UMP 1 PERSEN BERISIKO PADA PERBAIKAN EKONOMI

              Ekonom sekaligus Direktur dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira
              menilai  kenaikan  upah  minimum  pada  setiap  provinsi  yang  rata-rata  berada  di  kisaran  1,09
              persen, berisiko pada perbaikan ekonomi. Pasalnya, kata Bhima, dengan besaran segitu akan
              sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat yang saat ini berada dalam proses pemulihan
              ekonomi, serta berisiko mempengaruhi sektor retail.

              "Juga  dengan  kenaikan  satu  persen  tidak  akan  menjamin  penurunan  pengangguran  dan
              keterbukaan lapangan kerja semakin meningkat, belum tentu juga itu," kata Bhima Di Jakarta,
              Kamis (18/11).

              Menurut Bhima, pada 2022 ada penyesuaian PPN naik 10-11 persen yang menyebabkan tidak
              terakomodirnya  kepentingan  pekerja  oleh  sistem  perpajakan.  Bhima  menuturkan  dengan
              kenaikan upah yang hanya satu persen dan proyeksi inflasi di atas tiga hingga empat persen
              pada 2022 berimbas terhadap daya beli masyarakat kelas menengah, yakni pekerja yang rentan,
              bisa  tergerus  oleh  inflasi  sehingga  menyebabkan  pemulihan  saya  beli  dan  konsumsi  rumah
              tangga jadi terhambat.

              Lebih lanjut ia menuturkan, upah minimum seharusnya naik di atas inflasi ditambah dengan
              memperhatikan  pertumbuhan  ekonomi  demi  masyarakat  memiliki  kekuatan  ekonomi  untuk
              penunjang  kehidupannya."Kenapa,  upah  minimum  naik  di  atas  inflasi  plus  pertumbuhan
              ekonomi? tujuannya adalah agar masyarakat memiliki uang lebih untuk dibelanjakan. Ujungnya
              yang diuntungkan adalah pelaku usaha juga kan begitu logikanya," ujar dia.

              Karenanya, untuk pemerintah daerah, Bhima mengingatkan untuk tetap merujuk pada Peraturan
              Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, yakni kenaikan upah ditentukan dari pertumbuhan ekonomi
              ditambah inflasi."Seharusnya pemerintah daerah tetap merujuk pada PP 78 Tahun 2015 di mana
              kenaikan upah ditentukan dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi yaitu minimum 2,48 persen dan
              kalau berani ambil langkah naikan lebih tinggi dari inflasi," ujarnya.

              DKI Jakarta merencanakan penetapan besaran kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022
              pada  Jumat  (19/11)  besok.Wakil  Gubernur  DKI  Jakarta  Ahmad  Riza  Patria  mengungkapkan
              pihaknya  tidak  bisa  menetapkan  besaran  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  berdasarkan
              pertimbangan satu pihak namun mendengarkan masukan dari semua pihak."Tidak diputuskan
              secara sepihak, kami harus mendengarkan pendapat, masukan, harus dialog, harus diskusi dan
              ini yang terus dilakukan," ucap Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis (18/11).

              Riza mengungkapkan pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi semua pihak baik buruh,
              swasta,  masyarakat  dan  pemerintah."Nanti  pada  waktunya  akan  disampaikan  sesuai  dengan
              aturan dan ketentuan yang ada prinsipnya kami akan memberikan yang terbaik," ungkap Riza.





















                                                           211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217