Page 216 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 216

Ringkasan

              Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, kenaikan
              upah  yang  diberikan  pemerintah  untuk  pekerja  tidak  layak.  Pemerintah  memproyeksikan
              kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022 dengan rata-rata sebesar 1,09%.



              LEBIH KECIL DARI INFLASI, KENAIKAN UPAH 2022 DINILAI TAK LAYAK

              Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, kenaikan
              upah yang diberikan pemerintah untuk pekerja tidak layak.

              Pemerintah memproyeksikan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022 dengan rata-rata
              sebesar 1,09%.

              Angka ini jauh di bawah tuntutan kenaikan upah dari buruh yaitu sebesar 10 persen. Menanggapi
              tipisnya angka kenaikan upah yang ditetapkan pemerintah di 2022, Direktur Center of Economic
              and  Law  Studies  (Celios)  Bhima  Yudhistira  menjelaskan,  kenaikan  upah  yang  diberikan
              pemerintah untuk pekerja tidak layak.

              "Jadi upah ini mencerminkan keberpihakan pemerintah kepada buruh sangat kecil, kemudian
              inflasi di tahun depan diperkirakan bisa lebih dari 4 persen, artinya ada tekanan inflasi yang jauh
              lebih tinggi dibandingkan kenaikan upahnya," jelas dia kepada Tirto, Kamis (18/11/2021).

              Bhima menjelaskan, ada beberapa resiko yang akan terjadi jika kenaikan upah hanya 1,09 persen
              di  tahun  depan.  Hal  pertama  yang  akan  terjadi  adalah  turunnya  daya  beli  masyarakat,
              kemiskinan yang meningkat sampai melambatnya pemulihan ekonomi.

              "Kenaikan  upah  minimum  justru  memperluas  kesempatan  kerja  dan  itu  positif  terhadap
              multiplayer  pada  perekonomian.  Adapun  saya  juga  coba  hitung,  misalkan  upah  pekerja  di
              Yogyakarta Rp1,7 jutaan misalnya harus menanggung 4 orang anggota keluarga, ya enggak
              cukup. Garis kemiskinannya aja sekitar Rp380 ribu. Artinya saat satu orang ini menanggung 4
              orang lainnya dalam satu keluarga. Maka UMP tidak akan mencukupi," jelas dia.

              Bhima  menjelaskan,  seharusnya  kenaikan  upah  di  tahun  depan  menjadi  stimulus  untuk
              mempertebal jaring pengaman sosial selain bansos. Seharusnya Kementerian Ketenagakerjaan
              lebih mengkaji dampak dari kenaikan upah dengan nilai yang lebih layak.

              Hal  itu  akan  memberikan  multiplayer  efek  lain  berupa  meningkatnya  konsumsi,  ketahanan
              ekonomi masyarakat sampai membantu perekonomian secara nasional pulih.

              "Ini [kenaikan upah layak] juga kan sebagai stimulus ekonomi kalau upah minimum ini naik
              otomatis  daya  belinya  jauh  lebih  baik  maka  yang  diuntungkan  adalah  para  pengusaha.
              Khususnya para pengusaha di sektor retail. Nah ini logika berfikirnya saya kira agak menyesatkan
              bahwa klaim pemerintah soal upah pekerja Indonesia saat ini sudah ketinggian itu dasarnya
              tidak relevan," jelas dia.

              Bhima mengatakan, ada pemahaman keliru yang digunakan pemerintah dalam melihat kondisi
              perekonomian  nasional  dalam  rangka  menetapkan  besaran  upah  minimum  2022.  Argumen
              pemerintah yang menyebut kenaikan upah yang terlalu tinggi bisa membebani kalangan usaha
              dan menghambat pemulihan ekononomi, adalah salah.

              Ia mengacu pada kajian yang dilakukan David Card, ekonom dan pengamat perburuhan dari
              Universitas California yang berhasil meraih penghargaan Nobel pada 2021.


                                                           215
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221