Page 221 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 221
Setelah ditentukan batas atas dan batas bawah UM, maka dapat dihitung nilai UM-nya. UM (t+1)
= UM (t) + { Max(PE(t), Inflasi (t) x (Batas atas (t) - UM (t)) / (batas atas (t) - batas bawah (t))
x UM (t)} UM (t+1) merupakan upah minimum tahun tertentu. PE (t) adalah nilai pertumbuhan
ekonomi provinsi pada tahun berjalan. Inflasi (t) adalah inflasi yang digunakan.
Selanjutnya, DIYelaskan dalam Pasal 26 ayat (6) bahwa rata-rata konsumsi per Kapita, rata-rata
banyaknya anggota rumah tangga, dan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga bekerja pada
setiap rumah tangga menggunakan data di wilayah yang bersangkutan. Sedangkan nilai
pertumbuhan ekonomi atau inflasi yang digunakan dalam formula penyesuaian nilai UM
disebutkan dalam Pasal 26 ayat (7) yaitu nilai pertumbuhan ekonomi atau inflasi tingkat provinsi.
Data-data yang dimaksud dalam Pasal 26 ayat (6) dan (7) sebagaimana disebutkan dalam Pasal
26 ayat (8) bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
Dalam video rekaman konferensi persnya yang disiarkan melalui kanal Youtube Kementerian
Ketenagakerjaan RI, Selasa, 16 November 2021, Menaker mengatakan bahwa formula
penghitungan UM dengan menggunakan formula batas atas dan batas bawah adalah untuk
mengurangi kesenjangan UM antar wilayah melalui pendekatan rata-rata konsumsi rumah
tangga di masing-masing wilayah.
Sehingga terwujud keadilan upah buruh antar wilayah.
Hal ini berdasarkan fakta di lapangan dimana UMP sebelumnya tidak berkorelasi dengan rata-
rata tingkat konsumsi, median upah, dan tingkat pengangguran. Sehingga terjadi kesenjangan
dimana satu daerah yang berdekatan perbedaan UMP-nya bisa dua kali lipat.
NAUFAL RIDHWAN ALY.
220