Page 351 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 351

Kemudian dampak lainnya, seperti terhambatnya perluasan kesempatan kerja baru, terjadinya
              substitusi  tenaga  kerja  ke  mesin,  memicu  terjadinya  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK),
              mendorong terjadinya relokasi dari lokasi dari lokasi yang memiliki nilai upah minimum tinggi ke
              yang lebih rendah, hingga mendorong tutupnya perusahaan.

              Gubernur Melanggar Siap-siap Dipecat Ida Fauziyah juga menegaskan ada sanksi bagi Gubernur
              yang tak menerapkan ketentuan tersebut.

              " Disampaikan bahwa Mendagri sudah menyampaikan surat pada Gubernur terkait formulasi
              upah minimum," ujar Ida Fauziyah saat Konferensi pers daring, Selasa (16/11/2021).

              Adapun sanksi yang bakal diberikan yakni sanksi administratif, pemberhentian sementara sampai
              pemberhentian permanen. Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang Undang (UU) Nomor 23
              Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

              " Ini sudah mengacu pada ketentuan UU no. 23 tahun 2014 oleh Mendagri," katanya.

              Diwaktu yang sama Ida Fauziyah menyatakan, para Gubernur harus menetapkan UMP selambat-
              lambatnya tanggal 20 November 2021. Namun karena tanggal 20 November 2021 merupakan
              hari libur nasional, maka penetapannya harus dilakukan paling lambat 1 hari sebelumnya, yaitu
              tanggal 21 November 2021.

              Kemudian untuk penetapan UMK, maka harus dilakukan paling lambat tanggal 30 November
              2021 dan dilakukan setelah penetapan UMP.
              Buruh Tak Setuju Sebut Inkonstitusional Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak
              penerapan upah minimum tahun 2022 yang ditetapkan pemerintah sebesar 1,09%.

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  menilai  Kementerian  Ketenagakerjaan  memberikan  proteksi  pada
              pengusaha ketimbang buruh dengan penerapan rezim upah buruh.

              " Ini sungguh permufakatan jahat soal pengupahan. Rumusan formula kenaikan upah minimum
              dengan istilah atas bawah dan atas ini tak baik," tuturnya saat konferensi pers virtual KSPI pada
              Selasa (16/11/2021).

              Menurutnya penerapan upah minimum pemerintah kali ini tidak konstitusional, hal ini disebabkan
              karena UU Cipta Kerja yang turunannya PP Nomor 36/2021 dimana dasar formulasi pemerintah
              saat ini sedang digugat Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Penggunaan Omnibus Law dengan turunannya PP 36/2021 ini mencederai Indonesia sebagai
              negara hukum," serunya.

              Untuk itu, pihaknya menegaskan seharusnya penentuan upah harus mengikuti ketentuan lama
              yakni UU 13/2003 dan PP 78/2015, dimana kedua aturan ini masih belum dicabut.

              Ia juga mengatakan penerapan PP 36/2021 inkonsitusional karena tak ada landasan hukum di
              UU Cipat Kerja dalam membuat aturan upah mengenai, upah batas atas dan bawah kepada
              buruh.


              "Menurut Omnibus Law, kenaikannya dari inflasi atau pertumbuhan ekonomi. Ini inkonstitusional
              karena ada batas atas dan bawah yang tidak dikenal di Omnibus Law, " terangnya.

              Said  Iqbal  juga  berpendapat  bahwa  ketentuan  UMP  dengan  PP  36/2021  justru  mengalami
              penurunan jika dibandingkan dengan inflasi.




                                                           350
   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356