Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 MARET 2020
P. 44

Lebih lanjut, Said menambahkan bahwa pemerintah juga perlu menghitung kembali
               apakah hilangnya nilai PPh 21 yang masuk kas negara seimbang dengan
               penambahan nilai daya beli para buruh tersebut. Hal ini dikarenakan faktor endemi
               virus korona sudah mengakibatkan perusahaan banyak yang merumahkan
               pekerjanya.

               "Terutama di sektor labour intensif seperti garmen, tekstil, penerbangan, pariwisata,
               komponen elektronik, dan lain-lain. Akibat dirumahkan, terjadi penurunan
               pendapatan buruh. Misal hilangnya tunjangan transport, kehadiran, tunjangan
               lainnya, serta pemotongan gaji berlaku di beberapa perusahaan," lanjut Said.

               Menurutnya, ini terjadi sejak satu minggu diumumkannya ada penderita virus
               korona oleh pemerintah. Dan menurunnya output produksi perusahaan akibat
               menurunnya raw material manufaktur dan menurunnya jumlah turis.

               "Sehingga sebelum ada potongan pajak pun daya beli buruh sudah turun karena
               gaji mereka sudah berkurang 40% akibat tidak ada pekerjaan seperti di Bali, Batam,
               Jakarta, Medan, dan Surabaya," pungkas Said.

               Pada prinsipnya, Said menegaskan bahwa KSPI mengapresiasi langkah pemerintah
               tersebut. Dan secara bersamaan penanganan pademi virus korona harus cepat
               diselesaikan agar bisnis kembali normal.

               "Dan jangan menambah masalah dengan mengajukan Omnibus Law RUU Cipta
               Kerja yang ditolak seluruh kalangan buruh dan masyarakat umum," tutupnya. (OL-
               3).






































                                                       Page 43 of 89.
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49