Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 03 JANUARI 2020
P. 33

OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA DINILAI POTENSI CIPTAKAN PHK MASSAL
               Title
               Media Name     hukumonline.com
               Pub. Date      02 Januari 2020
                              https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e0da228e0bbc/omnibus-law-ci pta-
               Page/URL
                              lapangan-kerja-dinilai-potensi-ciptakan-phk-massal/
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative


















               Rencana pemerintah menggulirkan pembentukan Omnibus Law melalui RUU Cipta
               Lapangan Kerja mendapat sorotan tajam dari kalangan buruh. Mereka menolak
               pasal-pasal ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Lapangan Kerja yang diperkirakan
               bakal semakin menurunkan kesejahteraan buruh dan masyarakat secara umum.

               Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah melihat RUU Cipta
               Lapangan Kerja akan meningkatkan PHK missal. Proses pembahasan omnibus law
               mengarah pada penghapusan atau penurunan besaran pesangon dan sistem
               pengupahan. Selain itu, menyerahkan sistem ketenagakerjaan pada mekanisme
               bipartit yakni perundingan pengusaha dan buruh di tempat kerja.

               Ilhamsyah yakin perubahan yang dilakukan terhadap ketentuan PHK yang berimbas
               pada besaran pesangon itu bakal menciptakan banyak perusahaan melakukan PHK
               massal. Lalu, buruh yang menganggur akibat PHK massal ini tak lantas mendapat
               pekerjaan, sehingga menjadi beban ekonomi dan sosial bagi masyarakat dan
               negara.

               "Alih-alih cipta lapangan kerja, pengesahan omnibus law akan menciptakan
               gelombang PHK," kata Ilhamsyah saat dikonfirmasi Hukumonline, (2/1/2020).

               Mengenai pengupahan, Ilhamsyah melihat arahnya pada perubahan mekanisme
               perhitungan upah menjadi per jam. Hal ini menjauhkan buruh dari kepastian kerja.
               Dia menilai perhitungan upah berdasarkan per jam tidak tepat mengingat jaring
               pengaman sosial di Indonesia masih lemah. "Upah minimum yang saat ini
               digunakan di Indonesia merupakan mekanisme yang tepat," kata dia.

               Dia pun menilai sistem ketenagakerjaan yang bakal diserahkan melalui mekanimse
               perundingan bipartit di tempat kerja akan memperburuk kesejahteraan buruh.
               Faktanya, pemberangusan serikat pekerja masih marak terjadi dan penegakan UU
               No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Pekerja tidak berjalan sesuai harapan.




                                                       Page 32 of 59.
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38