Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 OKTOBER 2019
P. 71

Atnaker ini menjadi wakil Kemnaker atau pemerintah di negara-negara
               penempatan," kata Aris Wahyudi.

               Data survey World Bank tahun 2016 menunjukan, sebanyak 48 % persen dari
               sekitar 9 juta PMI kita yang bekerja ke luar negeri bekerja secara non prosedural
               dan mayoritas PMI adalah perempuan yang tentu sangat rentan terhadap
               permasalahan.

               "Oleh karenanya, penting bagi kita untuk memikirkan bersama mencari solusi yang
               tepat terkait isu yang menimpa PMI perempuan, sebab nyatanya tidak sedikit PMI
               perempuan yang bekerja pada sektor rentan atau sebagai domestic workers, " ujar
               Aris.

               "Munculnya kasus-kasus Tindak Perdagangan Orang (TPO), pelecehan
               seksual/eksploitasi, serta diskriminasi di tempat kerjanya selama ini, sesungguhnya
               dapat diminimalisir apabila upaya perlindungan yang berbasis gender perspektif
               dapat dilakukan, baik di tataran kebijakan maupun implementasi program/kegiatan,"
               kata Aris.

               Direktur Pelindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PTKLN)
               Kemnaker, Eva Trisiana menyatakan peran utama Atnaker idealnya ada empat.
               Pertama, melindungi PMI dan kedua memberi masukan dalam penyusunan
               kebijakan di negaranya. Ketiga, harus bisa membangun hubungan baik dengan
               stakeholder di negara penempatan serta keempat, mempromosikan bidang-bidang
               ketenagakerjaan sekaligus mencari peluang pasar kerja di negara penempatan.

               "Jadi semua peran itu, harus bisa diemban seorang Atnaker. Jadi dia harus bisa
               merepresentasikan Kemnaker, tidak hanya fokus pelindungan pekerja migran,"
               katanya

               Tapi diakui Eva, karena keterbatasan jumlah Atnaker, hingga saat ini,belum
               terbentuknya kelembagaan Atase, maka konsekuensinya dari segi anggaran, belum
               bisa mensupport Atnaker secara ideal.

               Menurut Eva, apabila Atnaker mampu menjalankan peran utama yang
               dikembangkan ILO, Eva meyakini berbagai kasus yang menimpa PMI di luar negeri
               bisa diminimalisir.

               Dalam FGD itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama oleh para pihak
               untuk pencegahan PMI Nonprosedural. Yakni perwakilan K/L terkait, diantaranya
               Kemdagri, Kepolisian, Kemkes, BNP2TKI, Kemlu, BNSP, dan lainnya.

               "Komitmen bersama para pihak ini agar perlindungan terhadap PMI khususnya PMI
               perempuan benar-benar bisa terlaksana," ujar Eva. [hhw]








                                                       Page 70 of 141.
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76