Page 127 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2020
P. 127

Akuntabilitas ini penting untuk menjaga kebijakan ini berjalan dengan semestinya. Membantu
              masyarakat  yang  kehilangan  pekerjaan  akibat  situasi  darurat.  Selebihnya  kebijakan  ini
              diinginkan  tepat  sasaran,  serta  diisi  dengan  ragam  pelatihan  yang  memang  sesuai  dengan
              peruntukan. Artinya ketika seseorang telah menamatkan studi pelatihan yang dijalankan dalam
              program tersebut maka dirinya benar-benar mendapat ilmu yang sesuai kondisi kekinian. Bukan
              malahan  mendapatkan  pengetahuan  yang  justru  percuma  ketika  diterapkan  di  tengah
              masyarakat.  ''Memikirkan  pelatihan  yang  tepat  untuk  era  digital  seperti  dewasa  ini  adalah
              keharusan.  Terlebih  kebutuhan  pasar  juga  cenderung  serba  elektronik  sehingga  harus
              dipertimbangkan  untuk  memperkuat  kualitas  program  yang  dijalankan,''tutur  staf  pengajar
              peraih  gelar  doktor  dari  Australia  ini.  Kondisi  ini  jugalah  yang  menuntut  transparansi  dan
              akuntabilitas dalam menjalankan program kartu prakerja.

              Di tengah pandemi covid-19, program prakerja menjadi angin segar, terutama bagi masyarakat
              yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan tempat bekerja . Seperti yang
              dirasakan Muhammad Asrofi. Warga Desa Papasan Kecamatan Bangsri ini semula bekerja di
              salah  satu  pabrik  mebel  di  Desa  Sinaggul,  Kecamatan  Mlonggo.  Ia  tiba-tiba  di-PHK  oleh
              perusahaan pada bulan Maret lalu tanpa adanya uang pesangon. ''Mengikuti program prakerja
              ini harus sabar mulai dari pendaftaran online butuh waktu lama mantengin ponsel menunggu
              informasi pengumuman lolos atau tidaknya,''ungkapnya. Setelah lolos digelombang pertama, ia
              masih  harus  menunggu  jadwal  pelatihan  hingga  memperoleh  sertifikat  hingga  akhrnya
              mendapat insentif setelah pelatihan pertama.

              Program Kartu Prakerja sudah berjalan dari gelombang satu hingga gelombang tiga dan saat ini
              akan memasuki gelombang empat. Sejumlah pihak meminta agar ada evaluasi dari pelaksanaan
              program  tersebut.  Untuk  merespon  permintaan  itu,  pemerintah  juga  segera  mengevaluasi
              pelaksanaan pembayaran Kartu Prakerja tahap empat. Selain itu, proses verifikasi juga sedang
              dilakukan  BPKP  terhadap  pelaksanaan  program  Kartu  Prakerja  gelombang  pertama  hingga
              gelombang ketiga. Kemudian, pendampingan hukum juga bakal diberikan oleh Kejaksaan Agung
              agar pelaksanaan program ini agar sesuai aturan hukum.


              Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan 5,6 juta peserta bisa menerima menfaat dari Kartu
              Prakerja,  dengan  anggaran  sebesar  Rp  20  triliun.  Dari  anggaran  tersebut,  setiap  peserta
              mendapat insentif totalnya sebesar Rp 3.550.000. Adapun rinciaannya, Rp 1 juta untuk biaya
              pelatihan, Rp 600.000 per orang per bulan untuk insentif pasca pelatihan, yang akan diberikan
              selama empat bulan atau totalnya mencapai Rp 2,4 juta. Sedangkan sisanya sebesar Rp 150.000
              merupakan insentif survei.

              Pemerintah pun mengaku sudah menindaklanjuti temuan dari Komisi Pemberantasan Korupsi
              (KPK)  soal  program  Kartu  Prakerja.  Saat  ini,  manajemen  program  Kartu  Prakerja  sedang
              melakukan evaluasi sehingga pendaftaran peserta program Kartu Prakerja gelombang keempat
              terpaksa  ditunda.  Ketua  Tim  Pelaksana  Komite  Cipta  Kerja  Rudy  Salahuddin  menjelaskan,
              Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah melakukan audiensi dengan
              KPK pada tanggal 5 dan 8 Juni 2020 terkait program yang menjadi janji kampanye Presiden
              Joko Widodo waktu Pilpres 2019.

              Ekonom  Indef  Dradjad H  Wibowo  menyarankan  pemerintah  mengedepankan  edukasi publik
              terkait Covid-19 karena edukasi tersebut sangat penting untuk membantu ekonomi pulih lebih
              cepat. Sementara itu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komisi Pemberantasan Korupsi
                                                           126
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132