Page 509 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 509

buruh agar tidak turun. UMP Jakarta 2022 ini berlaku sejak 1 Januari 2022 dan berlaku bagi
              pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

              Pengusaha  wajib  menyusun  dan  menerapkan  struktur  dan  skala  upah  perusahaan  dengan
              memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas, sebagai pedoman upah bagi pekerja
              dengan masa kerja satu tahun atau lebih.

              "Pengusaha  dilarang  membayar  upah  lebih  rendah  dari  UMP  sebagaimana  dimaksud  dalam
              diktum kesatu," demikian kutipan dari Kepgub DKI itu.

              Pengusaha yang memberi upah lebih tinggi dari UMP dilarang mengurangi atau menurunkan
              upah. Dan bagi yang melanggar ketentuan itu, dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Berdasar
              Kepgub  itu,  Pemerintah  Provinsi  (Pemprov)  DKI  Jakarta  menetapkan  besaran  UMP  dengan
              mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Nah, Pasal 185 UU Cipta Kerja menyatakan, barang siapa melanggar ketentuan dikenakan sanksi
              pidana penjara paling singkat satu tahun, paling lama empat tahun. Dan denda sedikitnya Rp
              100 juta, paling banyak Rp400 juta. Aturan sanksi dan denda itu juga berlaku bagi pengusaha
              yang membayar upah lebih rendah daripada upah minimum.

              Anies sendiri dalam sebuah pernyataan kepada wartawan di Balai Kota Jakarta menyebut bahwa
              dalam sejarah kenaikan UMP di Jakarta, pengusaha sudah terbiasa rata-rata UMP naik sekitar
              8,6%. Sementara itu pada 2021 lalu, meski dalam kondisi pandemi, UMP naik 3,3%.

              "Tahun ini, alhamdulillah, kondisi kita sudah membaik," kata Anies.

              Namun  ketika  tahun  ini  menggunakan  formula  pengupahan  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemenaker), di saat kondisi membaik, Anies mengaku heran dengan kenaikan UMP yang hanya
              di angka 0,8%. Baginya, angka itu justru mengganggu rasa keadilan. Ketika ada ketentuan soal
              tenggat  waktu  terbitnya  aturan  pada  November  lalu,  ia  mengaku  mengikutinya.  Namun  ia
              sampaikan surat, bahwa formula yang dikeluarkan pemerintah tidak cocok.


              "Kemudian kita kaji, keluarlah angka (5,1%), dari pertumbuhan dan inflasi. Pertimbangannya
              akal sehat saja," tuturnya.

              ***

              Kontroversi perkara kenaikan UMP DKI Jakarta ini bermula dari langkah Ani es yang mengubah
              ketetapan  pengupahan  2022.  Sebelumnya,  pada  November  lalu,  Anies  resmi  mengeluarkan
              Kepgub yang isinya mengesahkan kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 0,8%. Namun, mendadak
              direvisi melalui siaran pers yang diunggah dalam situs pejabat pengelola informasi dokumentasi
              (PPID) DKI Jakarta pada Sabtu, 17 Desember lalu.

              Anies dinilai berbagai pihak "mangkir" dari penetapan pengupahan pemerintah yang juga sudah
              diako-modasi Pemprov DKI Jakarta sebelumnya. Keputusan Aniesini memantik perkara dengan
              pemerintah pusat dan dunia usaha.


              Dalam  sebuah  rapat  dengan  Komisi  B  DPRD  DKI  Jakarta,  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja
              Transmigrasi  dan  Energi  (Disnakertrans)  DKI  Jakarta,  Andri  Yansah,  menyebut  Anies  sudah
              menerima surat balasan Kemenaker terkait UMP 2022. Surat itu berisi permintaan agar Anies
                                                           508
   504   505   506   507   508   509   510   511   512   513   514