Page 510 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 510

tidak menyelisihi PP Nomor 36 Tahun 2021 dalam menetapkan kenaikan UMP. Surat diterima
              Pemprov DKI Jakarta pada 18 Desember lalu, namun belum ditanggapi hingga kini.

              "Keluar surat jawaban Kemenaker tanggal 18 Desember. Intinya tetap bahwa penetapan upah
              minimum mengacu PP 36 (PP Nomor 36 Tahun 2021)," kata Andri pada Senin, 27 Desember
              lalu.

              Surat itu, Andri melanjutkan, datang dua hari setelah Anies memutuskan merevisi kenaikan UMP
              DKI Jakarta dari 0,85% menjadi 5,1%. Gatra berupaya mengkonfirmasi perkara revisi UMP DKI
              Jakarta ini, namun upaya wawancara dengan Anies belum ditanggapi.

              Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta,
              Nurjaman,  menilai  masalah  kebijakan  UMP  DKI  bukan  pada  besaran  nilainya.  Melainkan
              kepastianhukum bagi para pelaku usaha. Konsideran dalam Kepgub itu dinilainya tidak sesuai
              dengan PP Nomor 36 Tahun 2021.

              "Bicara besar dan kecil itu relatif. Sekarang, regulasinya sudah benar belum?," katanya kepada
              Gatra.

              Apindo  dalam  waktu  dekat  akan  mengkaji  untuk  menentukan  sikap.  Nurjaman  menyebut
              berbagai upaya akan dilakukan Apindo, termasuk langkah hukum dengan menggugat Kepgub
              terkait UMP 2022 itu ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Ia khawatir kebijakan ini akan
              berdampak ke banyak daerah di luar Jakarta. Terlebih, saat ini masih kondisi pandemi, di mana
              pelaku usaha baru saja mencoba bangkit.


              "Kita  harus  menciptakan  irama  investasi.  Kegaduhan  ini  membuat  jadi  kacau  lagi,"  ia
              mengungkapkan.

              Senada,  Wakil  Ketua  Umum  Kamar  Dagang  dan  Industri  Indonesia  (Kadin)  Bidang
              Ketenagakerjaan  Adi  Mahfudz  Wuhadji  menyoroti  soal  mekanisme  yang  menjadi  dasar
              keputusan Anies. Menurutnya, keputusan Anies itu sudah di luar batas. Terlebih, ia mengklaim
              keputusan tidak berdasarkan keputusan tripartit antara pemerintah, pelaku usaha, dan pekerja.


              Para pelaku usaha, menurutnya, ingin kepastian hukum. Besar-kecilnya kenaikan UMP, bukan
              masalah mendasar. Apalagi jika menilik kenaikan upah sebelumnya, dimana pelaku usaha tidak
              mempermasalahkan  selama  mekanisme  pengambilan  keputusan  dilakukan  dengan  benar.  Ia
              khawatir akan berimplikasi pada keraguan investor untuk merealisasikan rencana di Indonesia.
              Jika berimplikasi, maka pengaruhnya sangat besar pada serapan tenaga kerja.

              "Kami  tidak  berpikir  konteks  DKI  saja. Kalau  kondusifitas  iklim  pengupahan  kita  carut-marut
              begini kanribet," katanya.


              Kepala  Biro  Humas  Kemenaker,  Chairul  Harahap,  menyebut  sikap  kementeriannya  tentang'
              penetapan upah minimum tidak berubah, yakni harus tetap mengacu kepada PP Nomor 36 Tahun
              2021. Aturan ini, menurutnya, sudah berdasar kesepakatan unsur pemerintah, pengusaha, dan
              pekerja.

              "Kami  berkoordinasi  dengan  Kemendagri,  kepala  disnaker  se-Indonesia,  serta  pengawas
              ketenagakerjaan. Kita siap mengawal, pembinaan kita kedepankan," katanya.


                                                           509
   505   506   507   508   509   510   511   512   513   514   515