Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2020
P. 30
Title ATURAN JAM KERJA DIUBAH DALAM RUU CIPTA KERJA, BUAT APA?
Media Name detik.com
Pub. Date 24 Februari 2020
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4911496/aturan-jam-k erja-diubah-
Page/URL
dalam-ruu-cipta-kerja-buat-apa
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Berkas Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja mencantumkan
aturan baru dalam penetapan jam kerja di Indonesia. Menurut Menteri
Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, aturan yang diubah dengan sederhana ini
justru memberikan fleksibilitas terutama bagi kaum ibu rumah tangga (IRT) maupun
kalangan millennial yang ingin bekerja.
Baik dalam Undang-undang (UU) nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
maupun RUU Cipta Kerja, lamanya jam kerja tidak berubah yakni 8 jam dalam satu
hari, atau 40 jam dalam satu minggu. Namun, dalam RUU Cipta Kerja, pemerintah
menambahkan kata 'paling lama'.
"Kenapa menggunakan terminologi paling lama? Ini untuk mengakomodasi jenis
pekerjaan yang tidak membutuhkan waktu 8 jam per hari itu. Kan banyak sekarang
jenis-jenis pekerjaan baru yang tidak sampai 8 jam," kata Ida ketika diwawancarai
detikcom, di Gedung Transmedia, Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Menurutnya, dengan memaksimalkan jam kerja 8 jam dalam sehari, masyarakat
yang ingin bekerja dengan lama waktu kurang dari 8 jam bisa memperoleh
pekerjaan. Ida mengatakan, skema tersebut banyak dicari oleh kalangan IRT dan
millennial.
"Banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang ingin bekerja tetapi hanya memiliki waktu
3 jam. Banyak sekali anak-anak millenial kita ini yang tidak mau bekerja dalam satu
tempat dan durasinya 8 jam. Ini banyak," ungkap Ida.
Nantinya, dengan aturan tersebut pemerintah dapat memberikan ketetapan teknis
terkait skema pengupahan dan perlindungan bagi masyarakat yang bekerja di
bawah 8 jam.
"Ini kita akomodasi dengan menghitung bagaimana upahnya itu ada perlindungan di
dalamnya," ujar dia.Ida berharap, dengan aturan ini, populasi generasi millenial
yang akan mendominasi Indonesia ini dapat diakomodasi dengan pekerjaan yang
layak.
"Iya, fleksibilitas. Jadi justru karena harapannya banyak sekali anak-anak millenial,
mereka bisa diakomodasi, dan mendapatkan perlindungan," pungkas Ida.
Page 29 of 125.