Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 118
Title FRAKSI PKB: OMNIBUS LAW CIPTA KERJA CARA CEPAT TANGANI KEMISKINAN
Media Name liputan6.com
Pub. Date 26 Februari 2020
https://www.liputan6.com/news/read/4188652/fraksi-pkb-omnibus-law-cipt a-kerja-cara-
Page/URL
cepat-tangani-kemiskinan
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Jakarta Sekretaris Fraksi PKB DPR RI Fathan Subchi mendukung penuh pembahasan
Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Pria yang juga wakil
ketua Komisi XI itu menilai RUU Cipta Kerja merupakan solusi menciptakan lapangan
kerja baru sehingga mempercepat penurunan angka kemiskinan di tanah air.
"Kami mendukung RUU Cipta Kerja karena Indonesia membutuhkan deregulasi
ekonomi besar-besaran agar memudahkan proses investasi sehingga pertumbuhan
ekonomi kita bisa meningkat dan membuka banyak lapangan kerja baru," ujar
Fathan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu
(26/2/2020).
Dia menjelaskan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi relatif stagnan di
angka 5%. Meskipun tingkat pertumbuhan tersebut membuat kondisi ekonomi
dalam negeri relatif stabil namun tidak mampu memberikan peluang besar bagi
terjadinya lompatan ekonomi.
"Salah satu analisa menyebutkan stagnasi pertumbuhan ekonomi tersebut karena
minimnya investasi jangka Panjang yang masuk ke Indonesia. Sebagian besar
pemodal adalah mereka yang ingin investasi dalam jangka pendek sehingga tidak
berdampak pada terciptanya soliditas industrialisasi dalam negeri," jelasnya.
Fathan mengungkapkan para investor pasti akan berpikir dua kali jika ingin
menanamkan modal dalam jangka panjang di Indonesia. Menurutnya hal itu wajar
mengingat berbagai indikator daya saing Indonesia tidak terlalu mengembirakan.
Dia mencontohkan prosedur perizinan di Indonesia yang masih berbelit-belit.
Panjanganya birokrasi perizinan ini membuat terbukanya peluang terjadinya rente
sehingga investor akan mengeluarkan biaya investasi dua kali lipat jika dibandingkan
harus membuka usaha di negara lain.
Selain persoalan izin, Indonesia juga masih bermasalah dengan mahalnya biaya
memulai usaha, tingkat Pendidikan pekerja yang rendah, pasar tenaga kerja yang
tidak kondusif, dan rendahnya tingkat inovasi. "Rendahnya indikator daya saing
usaha ini diketahui secara luas oleh dunia karena world economic forum (WEF)
mencatat daya saing kita hanya berada di peringkat 50 dari 141 negara," katanya.
Page 117 of 151.