Page 95 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 MARET 2020
P. 95
Lumpur mengaku sudah mengetahui permintaan bantuan, namun mengaku belum
mampu menjangkau semua WNI yang memerlukan uluran tangan.
Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, Agung Cahaya Sumirat,
mengatakan KBRI telah menyalurkan bantuan makanan berupa beras, mi dan
sarden.
Sejak penyaluran bantuan bahan pokok dimulai Kamis (26/03) hingga Jumat
(27/03), sekitar 500 WNI di kawasan Kuala Lumpur dan Selangor.
"KBRI memberikan sejumlah bantuan bahan pokok yang telah dimulai sejak tanggal
26 Maret hingga hari ini dan Insya Allah akan kami lanjutkan sampai batas
kemampuan maksimal kami dengan menimbang situasi kawalan pergerakan yang
ditetapkan telah diperpanjang oleh pemerintah Malaysia," jelas Agung Cahaya
Sumirat dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin
Bonasir.
Yang kedua, lanjutnya, KBRI juga bekerja sama dengan organisasi massa (ormas)
Indonesia yang ada di Malaysia untuk mendorong mereka menggalang bantuan
logistik bagi WNI yang mengalami kesulitan.
"Dan KBRI membantu membuatkan surat pengantar perjalanan dengan harapan
ketika para petugas ormas ini mendistribusikan barang, tidak dihentikan oleh pihak
keamanan Malaysia." Di antara ormas yang terjun, lanjutnya, adalah
Muhammadiyah dan NU.
Ditambahkan oleh Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, Agung
Cahaya Sumirat, KBRI berusaha maksimal memberikan bantuan, tetapi volume
pembelian bahan pokok di supermarket Malaysia juga dibatasi, di samping berlaku
pula pembatasan pergerakan orang.
Polisi Diraja Malaysia memastikan warga hanya keluar untuk membeli kebutuhan,
tidak untuk berkumpul. (Reuters) Secara resmi, pemerintah Malaysia
memerintahkan kepada para majikan dan perusahaan untuk tidak memotong gaji
atau bahkan tidak sampai menggaji pekerja yang terpaksa diliburkan.
Namun banyak majikan tidak menggaji karyawan karena usaha mereka juga tutup.
Dengan demikian, kata aktivis buruh migran, Abdul Rahman, pada umumnya hanya
satu hal yang jadi prioritas bagi tenaga kerja asal Indonesia untuk saat ini.
"Sekarang standarnya teman-teman di Malaysia ini bukan lagi untuk mencari uang
yang banyak ataupun untuk mencari penghasilan untuk dikirim ke Indonesia.
"Akan tetapi bagaimana dia bisa bertahan hidup di Malaysia ini dengan ada makan,
minum yang berkecukupan," jelas Abul Rahman.
Page 94 of 166.