Page 38 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2021
P. 38

Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) sebesar 0,22% dari nilai upah dengan batas atas upah adalah
              Rp 5 juta per bulan.
              Untuk itu, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 920,71 miliar untuk iuran peserta JKP tahun
              2022.  Anggaran  tersebut  diterima  Kementeri-an  Ketenagakerjaan  (Kemna-ker)  berdasarkan
              usulan BP Jamsostek. "Kemnaker sudah menerima usulan hitungan iuran JKP dari BP Jamsostek
              yang dibayarkan pemerintah untuk tahun 2022, yaitu sebesar Rp 920,71 miliar," ujar Anwar
              Sanusi, Sekretaris Jenderal Kemnaker saat dihubungi KONTAN, Rabu (6/10).

              Usulan anggaran iuran JKP bagi peserta BP Jamsostek tersebut telah memperhitungkan potensi
              jumlah peserta tahun 2022. "Saat ini sedang diusulkan untuk masuk APBN," ungkap Anwar.

              Adanya JKP ditujukan menjadi jaring pengaman yang bersifat jangka pendek, terutama bagi
              pekerja yang terkena PHK, sehingga pemerintah berencana mengevaluasi pelaksanaan Jaminan
              Hari Tua (JHT) saat ini yang menjadi bantalan utama bagi pekerja yang terkena PIIK.

              Perluasan peserta

              Koordinator  bidang  Advokasi  BPJS  Watch  Timboel  Si-regar  menilai  program  JKP  ini  sebagai
              kebijakan yang positif dan bisa mergadi solusi bagi masalah BP Jamsostek yang menghadapi
              lor\jakan klaim JHT oleh pekerja PHK. Dengan begitu, "Pekerja yang menerima JKP tak perlu
              mengambil JHT," katanya.

              Tapi  Timboel  menyarankan  pemerintah  memperluas  cakupan  JKP  bagi  pekerja  yang
              mengundurkan  diri  dan  pekerja  kontrak  yang  masa  kerjanya  berakhir.  Pasalnya,  ada
              ketidakadilan bila kedua kategori pekerja ini tak mendapat JKP sedangkan mereka dibatasi tak
              bisa mengambil JHT.

              Dia  juga  meminta  kepada  pemerintah  agar  pembatasan  pencairan  JHT  dilakukan  secara
              bertahap dan tidak langsung dilakukan ketika JKP mulai dilaksanakan.

              Anggota  Komisi  IX  DPR  Saleh  Partaonan  Daulay  meminta  agar  penerapan  program  JKP  tak
              merugikan pekerja, terutama terkait pencairan dana JHT pekerja.

              Profil Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan

              - Landasan hukum : UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan
              PP  Nomor  37  tahun  2021  tentang  Penyelenggaraan  Prpgram  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan.____________ _____________________________

              - Besaran iuran: 0,46% dari upah per bulan. Sebesar 0,22% iuran dibayarkan oleh pemerintah
              dengan batas atas Rp 5 juta per bulan, dan 0,24% dibayarkan oleh pekerja dari hasil rekomposisi
              iuran  jaminan  kecelakaan  kerja  (JKK)  sebesar  0,14%  dan  Jaminan  Kematian  (JKm)  sebesar
              0,10%. Pemerintah akan mengevaluasi besaran iuran dan batas atas upah JKP yang dibayarkan
              setiap dua tahun dengan melihat kondisi ekonomi.
              * Manfaat: uang tunai, pasar kerja, dan pelatihan kerja. Manfaat JKP dikecualikan kepada pekerja
              yang mengundurkan diri, pensiun, dan meninggal dunia. Manfaat uang tunai diberikan sebesar
              45% dari nilai upah terakhir yang didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan selama tiga bulan dan

              sebesar 25% dari nilai upah terakhir pada tiga bulan berikutnya._____

              Sumber: Peraturan Pemerintah (PP) 37/2021



                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43