Page 51 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2021
P. 51

1. Dukunglah buruh untuk mendesak presiden menerbitkan PERPPU yang menyatakan Bab IV
              (Klaster Ketenagakerjaan) UU Cipta Kerja tidak berlaku lagi, karena undang-undang ini secara
              jelas mendegradasi hak-hak buruh Indonesia, sebagaimana dalam poin2 berikut:

              • Pekerja terancam tidak menerima atau menurun drastis pesangon

              UU Ciptaker menghapus setidaknya 5 pasal mengenai pemberian pesangon. Imbasnya, pekerja
              terancam tidak menerima pesangon ketika mengundurkan diri, mengalami Pemutusan Hubungan
              Kerja (PHK), atau meninggal dunia.

              • TKA lebih mudah masuk RI

              UU Ciptaker mempermudah masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Indonesia. Hal ini dilakukan
              melalui Pasal 81 poin 4 hingga 11 UU Ciptaker yang mengubah dan menghapus sejumlah aturan
              tentang pekerja asing dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
              • Batasan maksimum 3 tahun untuk karyawan kontrak dihapus

              Pemerintah mengubah dan menghapus sejumlah pasal dalam terkait ketentuan Perjanjian Kerja
              untuk  Waktu  Tertentu  (PKWT)  melalui  UU  Ciptaker,  dan  menghilangkan  batasan  maksimal
              karyawan kontrak selama 3 tahun.

              • Jam lembur tambah dan cuti panjang hilang
              Dalam  UU  Ciptaker  tepatnya  Pasal  81  poin  22  mengubah  pasal  UU  78  UU  Ketenagakerjaan
              tentang waktu kerja lembur. Mulanya, UU 78 UU Ketenagakerjaan menyebutkan jika waktu kerja
              lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam seminggu.

              • Tak ada lagi UMK

              UU  Ciptaker  menghapus  upah  berdasarkan  provinsi  atau  kota/kabupaten  (UMK)  dan  upah
              minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kota/kabupaten yang tertera dalam
              Pasal 89 UU Ketenagakerjaan. Sebagai gantinya, UU Ciptaker menyatakan jika gubernur dapat
              menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan syarat tertentu yang tertera dalam pasal
              selipan 88 CUU Ciptaker.

              2. Segera Ratifikasi Konvensi ILO 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
              Kerja

              Menaikkan martabat negara dan memperbaiki kondisi kerja dengan meratifikasi Konvensi ILO
              190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja. Pemerintah secara tegas
              telah  mendukung  terciptanya  Konvensi  ini,  seharusnya  juga  mempertegas  komitmen
              pelaksanaannya di tingkat negara dengan meratifikasinya segera sebagai bukti dan konsistensi
              memerangi kasus-kasus pelecehan dan kekerasan dai dunia kerja.

              3. Bentuk Badan Tripartit (atau Tripartit Plus) untuk Perubahan Iklim dan Transisi yang Adil

              Perubahan iklim semakin mengancam kelangsungan bumi, sementara komitmen global untuk
              menekan  kenaikan  temperatur  pada  ambang  batas  1,5°C  sampai  2030  belum  menunjukkan
              progres yang berarti. Indonesia yang berada pada urutan penyumbang emisi terbesar ke-4 dunia
              (Carbon Brief, 2015) dinilai belum optimal menerapkan kebijakannya dan dinilai dalam kategori
              tidak memadai (highly insufficient). Sementara itu beberapa kebijakan di tingkat global yang
              diikuti kebijakan dan program tingkat nasional, seperti NDC atau LTS LCCR membawa dampak
              yang cukup signifikan bagi buruh. Sangat disayangkan Kementerian Tenaga Kerja belum memiliki
              perhatian yang layak atas issu ini. Untuk itu kami meminta segera bentuk Komite Perubahan
              Iklim dan Transisi Berkeadilan (Climate Change and Just Transition Committee) secara Tripartit

                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56