Page 140 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 140

Diwawancara dalam kesempatan yang sama, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Priyanto,
              mengatakan jika upaya pencegahan penyalahgunaan  bantuan COVID-19  sudah dilakukan, tapi
              tidak  diindahkan  oleh  tersangka.  Sehingga  pihaknya  melakukan  penindakan  seperti  yang
              dilakukan oleh  Kejari Purwokerto.

              "Kita  sudah  melakukan  pencegahan-pencegahan,  tapi  pencegahan  itu  jika  sudah  tidak
              diindahkan,  kita  melakukan  penindakan.  Seperti  Purwokerto  beberapa  kelompok  tani
              disalahgunakan uang dananya, sehingga langsung Kajari melalui penyidiknya untuk ditingkatkan
              ke penyidikan untuk diselesaikan pertanggungjawaban kerugian-kerugian negara," ucapnya.

              Bahkan penetapan tersangka sudah dilakukan pada Selasa (16/3) melalui ekspos internal Kejari
              Purwokerto.  "Jadi  Kajari  meningkatkan  ke  penyidikan,  kemarin  sudah  ekspos  internal  dan
              langsung penetapan tersangka. Penetapan tersangka sudah, dua tersangka," jelasnya.

              Dia  juga  mengimbau  kepada  masyarakat  jika  menemukan  indikasi  penyalahgunaan  dana
              bantuan  COVID-19    agar  segera  melaporkan  hal  tersebut  kepada  aparat.  Tujuannya  agar
              masyarakat dapat menikmati dana bantuan yang semestinya menjadi haknya.

              "Kalau  ada  informasi-informasi  yang  menyimpang  tentu  laporkan,  biar  masyarakat  juga
              menikmati situasi pandemi ini. Masyarakat tentu ingin layak, bahagia," tuturnya.

              Sebelumnya diberitakan, Kejari Purwokerto, Kabupaten Banyumas mengamankan barang bukti
              uang  senilai  Rp  470  juta  dari  total  Rp  1,9  miliar  yang  semestinya  digunakan  untuk
              penanggulangan  COVID-19.  Uang  tersebut  merupakan  bantuan  dari  Ditjen  Bina  Penta
              Kemenaker RI untuk pemberdayaan masyarakat.

              "Jadi  hari  ini  tanggal  9  Maret  2021  kita  melakukan  pengamanan  atau  penggeledahan  untuk
              menemukan barang bukti dari rumah salah satu yang kita periksa hari ini. Berhasil kita sita uang
              sebesar 470 juta dari total bantuan Ditjen Bina Penta Kemenaker untuk 48 kelompok, dengan
              nilai total semuanya adalah Rp 1.920.000.000 di mana masing-masing kelompok mendapatkan
              40 juta," kata Kepala Kejari Purwokerto Sunarwan kepada wartawan, Selasa (9/3) malam.

              Dia mengatakan jika sebelumnya telah memeriksa tujuh orang saksi. Lima orang di antaranya
              merupakan kelompok yang seharusnya menerima uang bantuan tersebut.

              Sedangkan dua orang sisanya yakni AM (26) dan MT (37), warga Kecamatan Cilongok yang kini
              berstatus tersangka karena diduga mengambil bantuan uang dari para kelompok tersebut.

              Dia menjelaskan jika bantuan Ditjen Bina Penta Kemenaker ini seyogyanya untuk pemberdayaan
              masyarakat akibat COVID-19. Dimana Ditjen Bina Penta memberikan bantuan kepada kelompok
              di desa-desa dengan tujuan pemberdayaan kelompok.

              "Akibat  COVID-19,  ada  yang  di-PHK,  ada  yang  nganggur,  sehingga  Ditjen  Bina  Penta
              memberikan  bantuan kepada  kelompok  yang  ada  di desa,  satu  kelompok  beranggotakan  20
              orang.  Tujuannya  adalah  memberdayakan  kelompok  tersebut,  biar  kelompok  di  desa  bisa
              berusaha dan mendirikan usaha yang mandiri. Tetapi ternyata dalam praktiknya uangnya dari
              48  kelompok  ini  diambil  oleh  satu  orang  dan  mungkin  akan  berkembang  nantinya,  uang  itu
              sisanya adalah yang kita ketemukan di sini (Rp 470 juta)," ucapnya. (sip/mbr).











                                                           139
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145