Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 50

Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya," kata Ida saat melakukan Rapat Koordinasi dengan
              Kadisnaker se-Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (17/3/2021).


              MENAKER BEBERKAN PERAN YANG HARUS DIMAINKAN PEMDA TERKAIT UU
              CIPTAKER

              Menaker Beberkan Peran yang Harus Dimainkan Pemda Terkait UU Ciptaker Michelle Natalia
              Rabu, 17 Maret 2021 - 19:08 WIB
              Foto/Ilustrasi/SINDOnews    JAKARTA    -  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menekankan
              bahwa  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  dan  peraturan
              pelaksanaannya memiliki cita-cita dan tujuan yang mulia, yakni penciptaan lapangan pekerjaan
              yang seluas-luasnya serta meningkatkan kualitas perlindungan bagi pekerja atau buruh.
              Dalam  mewujudkan  amanat  UU  Cipta  Kerja  tersebut,  Ida  meminta  seluruh  elemen  bangsa,
              khususnya Kadisnaker seluruh Indonesia agar berkolaborasi dan bersinergi. "Untuk itu diperlukan
              adanya kesepahaman, sinergitas, dan kerja keras seluruh elemen bangsa, khususnya aparatur
              pemerintah, baik di tingkat pusat ataupun daerah dalam mengawal pelaksanaan ketentuan UU
              Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya," kata Ida saat melakukan Rapat Koordinasi dengan
              Kadisnaker se-Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (17/3/2021).

              Ida menambahkan, bentuk kolaborasi dan sinergi lainnya, yaitu selalu mengedepankan kekuatan
              dialog  dalam  menampung  aspirasi  stakeholder.  Lalu  memberikan  pemahaman  yang  positif
              kepada stakeholder mengenai UU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenagakerjaan. Kemudian,
              berkoordinasi  dengan  institusi  terkait  di  daerah  masing-masing,  dan  mendukung  dan
              berkontribusi dalam aktivitas komunikasi publik terkait UU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.

              Ida mengatakan, ada empat bentuk peran dukungan yang dapat dilakukan pemerintah daerah
              dalam  mewujudkan  cita-cita  UU  Cipta  Kerja.  Hal  itu  telah  diatur  dalam  empat  peraturan
              pemerintah tersebut.

              "Pertama, dalam PP Nomor 34 Tahun 2021 yang mengatur mengenai Penggunaan Tenaga Kerja
              Asing, pemerintah daerah mempunyai peran terkait dengan pendapatan daerah yang berasal
              dari DKPTKA, peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang mengatur mengenai retribusi
              perpanjangan izin mempekerjakan TKA wajib disesuaikan paling lambat 3 bulan sejak PP ini
              berlaku, dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penggunaan
              TKA sesuai dengan kewenangan masing-masing," jelas Ida.

              Kedua,  dalam  PP  Nomor  35  Tahun  2021  yang  mengatur  mengenai  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu,  Alih  Daya,  Waktu  Kerja  dan  Waktu  Istirahat,  dan  Pemutusan  Hubungan  Kerja,
              pemerintah daerah mempunyai peran menerima pencatatan PKWT di disnaker kabupaten/kota,
              dan menerima pelaporan PHK bagi daerah yang belum tersedia sarana jaringan/daring.
              "Pemerintah  daerah  juga  berperan  memberikan  layanan  mediasi  terkait  penyelesaian
              perselisihan HI (termasuk perselisihan PHK) dan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
              (pengenaan sanksi)," ucapnya.

              Ketiga, dalam PP Nomor 36 Tahun 2021 yang mengatur mengenai Pengupahan, pemerintah
              daerah mempunyai peran melaksanakan kebijakan pengupahan. Dalam pelaksanaannya, pemda
              wajib berpedoman pada kebijakan pemerintah pusat, penetapan upah minimum provinsi (wajib),
              dan penetapan upah minimum kabupaten/kota (tidak wajib).

              "Peran  lainnya  yaitu  mencabut  upah  minimum  sektoral  yang  ditetapkan  setelah  tanggal  2
              November  2020  selambat-lambatnya  satu  tahun  sejak  ditetapkan,  pembentukan  Dewan

                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55