Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 98
Judul Green House Melon di Banyumas Dibangun dengan Dana Rp 2,1 M
Hasil Penyelewengan Bantuan Covid-19
Nama Media kompas.com
Newstrend Dugaan Korupsi JPS Kemnaker
Halaman/URL https://regional.kompas.com/read/2021/03/17/155000478/green-
house-melon-di-banyumas-dibangun-dengan-dana-rp-21-m-hasil
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-03-17 15:50:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Sunarwan (Kepala Kejari Purwokerto) Kemarin awalnya kita hitung Rp 1,92 miliar,
sekarang tambah jadi Rp 2,1, karena kemarin kita sita lagi Rp 200 juta, masing-masing dari AM
Rp 160 juta dan MT Rp 40 juta
neutral - Sunarwan (Kepala Kejari Purwokerto) Bantuan dari Kemenaker ini untuk pemberdayaan
masyarakat akibat Covid-19 untuk mendirikan usaha mandiri. Tapi pada praktiknya semua uang
diambil oleh orang berinisial AM
positive - Sunarwan (Kepala Kejari Purwokerto) Di Banyumas total tercatat ada 48 kelompok
usaha penerima bantuan yang masing-masing beranggotakan 20 orang. Setiap kelompok
semestinya menerima anggaran sebesar Rp 40 juta
Ringkasan
Sebanyak delapan green house melon di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas diberi garis bertuliskan Kejaksaan RI. Green house yang dibuat dari rangka baja
ringan tersebut berada di perbukitan. Bangunan tersebut belum selesai di bangun. Green house
tersebut disita karena diduga pembangunannnya menggunakan dana pengaman sosial Covid-19
senilai Rp 2,1 miliar.
GREEN HOUSE MELON DI BANYUMAS DIBANGUN DENGAN DANA RP 2,1 M HASIL
PENYELEWENGAN BANTUAN COVID-19
Sebanyak delapan green house melon di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas diberi garis bertuliskan Kejaksaan RI. Green house yang dibuat dari rangka baja
ringan tersebut berada di perbukitan. Bangunan tersebut belum selesai di bangun.
Green house tersebut disita karena diduga pembangunannnya menggunakan dana pengaman
sosial Covid-19 senilai Rp 2,1 miliar. Dana Rp 2,1 miliar tersebut dikeluarkan oleh Kementerian
97