Page 180 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 DESEMBER 2021
P. 180

Hal itu diungkapkan setelah perwakilan mereka menemui jajaran Pemprov DKI Jakarta di Balai
              Kota di sela unjuk rasa, Rabu (8/12/2021).
              KSPSI  AGN  DKI  Jakarta  menganggap  Gubernur  Anies  Baswedan  tidak  kunjung  memberi
              kepastian soal revisi UMP 2022.

              "Kalau  belum  ada  kepastian  ya,  tadinya  kan  kami  mau  mogok  nasional,  ketika  tidak  ada
              kepastian, ya mogok nasional pasti jadi," kata Ketua DPD KSPSI AGN DKI Jakarta, William Yani
              Wea, Rabu.

              "(Tanggal mogok nasional) akan kami tentukan lagi," imbuhnya.

              William menilai, langkah Anies merevisi UMP DKI 2022 krusial dalam menginspirasi kepala daerah
              lain melakukan hal yang sama.

              "Semuanya akan melihat DKI. Ketika DKI tidak ada kepastian, gubernur tidak revisi, provinsi lain
              melihat DKI," ujarnya.

              William menganggap, Anies telah berjanji kepada kaum buruh pada unjuk rasa 29 November
              lalu bahwa Pemprov DKI akan merevisi besaran UMP 2022 yang naik terlalu kecil.

              Pada unjuk rasa kala itu, Anies memang sempat menemui massa buruh, dan mengaku sepakat
              bahwa kenaikan UMP terlalu kecil akibat rumus dari pemerintah pusat.
              Anies kala itu juga menyampaikan bahwa ia telah menyurati Kementerian Tenaga Kerja, meminta
              agar formula perhitungan UMP DKI dievaluasi.

              Akan tetapi, kepada Kompas.com usai berdialog dengan buruh pada unjuk rasa 29 November
              lalu, Anies mengaku tidak menjanjikan revisi Surat Keputusan soal UMP DKI 2022.

              SK tersebut hanya bisa dicabut jika terbit SK baru.
              "Kalau SK itu, ketika ada angka (nominal UMP) baru, di situlah terjadi revisi (SK terdahulu),"
              ucap Anies.

              "Jadi  ketika  ditemukan angka  baru,  maka  keluar  SK-nya.  Kalau tidak,  nanti  ada  kekosongan
              hukum," kata dia.





























                                                           179
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185