Page 210 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 DESEMBER 2021
P. 210
mengabulkan tuntutan mereka. Dua juta buruh itu berasal dari 60 federasi serikat pekerja
nasional yang bekerja di 100 pabrik.
Salah satu tuntutan yang disuarakan para buruh adalah revisi Surat Keputusan (SK) Gubernur
tentang Penetapan upah minimum provinsi atau UMP 2021. Tuntutan itu tak lepas dari putusan
Mahkamah Konstitusi yang menyebutkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja inkonstitusional secara bersyarat.
"Kami bisa melakukan dua juta buruh setop produksi. Semua akan rugi, ekonomi akan lumpuh,"
ujar Said, dalam unjuk rasa gabungan, Rabu, 8 Agustus 2021. "Kami tidak akan melakukan itu
bilamana pemerintah sungguh-sungguh menjalankan keputusan MK dan SK Gubernur."
Ia menyebutkan demonstrasi para buruh akan terus meningkat jika pemerintah tidak
menjalankan keputusan MK. Sebelumnya Omnibus Law Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
Cipta Kerja dinyatakan inkonstitusional atau bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
MK pun memerintahkan DPR dan pemerintah memperbaiki UU Cipta Kerja dalam jangka waktu
dua tahun ke depan.
Lebih jauh, kata Said, mogok nasional menjadi pilihan tak terelakkan bilamana dalam proses
menuju paling lama dua tahun dari awal pembentukan UU Cipta Kerja yang baru ini tetap
mengabaikan partisipasi publik.
Kalangan buruh juga menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera
mencabut Surat Keterangan (SK) Gubernur tentang Penetapan UMP DKI Jakarta Tahun 2022.
Berdasarkan formula dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021, kenaikan UMP di DKI
Jakarta tahun 2022 hanya sebesar Rp 37.749 atau 0,85 persen menjadi Rp 4.453.935 per bulan
atau Rp 4,45 juta.
Dalam unjuk rasa gabungan yang digelar pada 6-10 Desember 2021, puluhan ribu buruh dari
Jabodetabek berkumpul untuk menyampaikan tiga tuntutan.
Tuntutan pertama adalah buruh meminta seluruh gubernur di Indonesia merevisi Surat
Keputusan (SK) Gubernur tentang UMP. Pasalnya, kebijakan itu bertentangan dengan Keputusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 7 yang menangguhkan tindakan/kebijakan strategis yang
berdampak luas, termasuk upah.
Sedangkan tuntutan kedua adalah buruh menuntut pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
Tuntutan kketiga yaitu buruh menuntut pemerintah dapat menjalankan keputusan Mahkamah
Konstitusi (MK) yang menyatakan bahwa Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja inkonstitusional secara bersyarat.
209

