Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JUNI 2019
P. 59

Personal dan sindikat Menanggapi hal tersebut, Sekretaris SBMI Kabupaten
               Mempawah, Iswandi menekankan tidak ada lagi yang mengabaikan kelangsungan
               pengurusan administrasi masyarakat di birokrasi terkait kependudukan. Berdasarkan
               temuan dan konfirmasi SBMI pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di
               Kabupaten Mempawah dan Kota Pontianak, masih ditemukan pemalsuan penerbitan
               surat-surat penting.

               "Meski telah membantah secara tegas, pejabat berwenang pada dinas terkait
               hendaknya lebih teliti dalam menandatangani, menerbitkan perihal administrasi
               kependudukan pemohon, surat domisili, KTP, akta nikah dan sebagainya. Jangan
               ada celah untuk oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," ucap Iswandi.

               Iswandi menilai Kalbar saat ini boleh jadi dalam situasi darurat TPPO. Terlepas
               apakah praktik tersebut dimainkan secara personal atau sindikat.

               "Harus diakui Kalbar memang masih sangat rawan kejahatan TPPO. Terbukti,
               hampir setiap tahunnya kasus TPPO dengan modus kawin kontrak terjadi berulang
               di berbagai kabupaten/kota di Kalbar," ucapnya.

               Dalam hal penindakan hukum, Polda Kalbar menyatakan telah banyak mengungkap
               kasus TPPO dan persoalan TKI ilegal di Kalbar. Kapolda Kalbar Irjen Pol. Didik
               Haryono menegaskan pihaknya telah memetakan sejumlah zona merah yang di
               duga menjadi kelangsungan praktik TPPO.

               "Sudah kita petakan sejumlah wilayah-wilayah itu. Singkawang, Sungai Duri,
               Mempawah dan Sanggau ini zona yang cukup rawan TPPO. Kita minta peranan aktif
               semua elemen di masyarakat, termasuk rekan-rekan media dalam memberikan
               informasi yang akurat untuk kita tindaklanjuti laporannya," ucap Kapolda.

               Menindaklanjuti kasus tujuh orang WNA asal Tiongkok yang bermasalah dan telah
               dilimpahkan Polda Kalbar ke Imigrasi Kelas I Pontianak, terkonfirmasi jika terbukti
               melakukan pelanggaran terhadap peraturan keimigrasian maka WNA RRC tersebut
               dapat dipidanakan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. Hal itu ditegaskan
               pihak Kanwil Kumham Kalbar.

               "Akan kita tuntaskan pemeriksaannya paling lama dalam minggu ini," jelas Kepala
               Divisi Imigrasi Kanwil Kumham Kalbar, Husni Thamrin.

               Berdasarkan laporan Inteldak Imigrasi Kelas I Pontianak, beber Husni, pihaknya
               juga belum dapat membuat kesimpulan. Apakah tujuh orang WNA asal RRC yang
               diamankan merupakan kelompok atau sindikat TPPO dengan modus kawin kontrak.

               "Duduk masalahnya belum selesai. Tapi pada akhirnya nanti apakah mereka di
               deportasi atau penyelesaian melalui peradilan. Akan kita sampaikan nanti
               kesimpulannya setelah dokumen-dokumen WNA tersebut kita terima dan periksa.
               Akan kita beberkan. Mohon bersabar rekan-rekan media," ujar Husni.



                                                       Page 58 of 63.
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64