Page 153 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 153

GUBERNUR BANTEN TETAP KONSISTEN DENGAN KETETAPAN UMK TAHUN 2022

              Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) akan tetap konsisten dengan besaran Upah Minimum
              Kabupaten/Kota (UMK) yang sudah ditetapkannya beberapa waktu yang lalu.

              Penetapan  UMK  yang  sudah  disahkan  dengan  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor
              561/Kep.282-Huk/2021  itu  sudah  berdasarkan  hasil  pembahasan  antara  perwakilan  buruh  di
              dewan  pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia (Apindo).

              “Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan itu mereka yang kemudian diperkuat dengan SK,” kata Gubernur WH usai membuka
              Pelatihan  Dasar  Calon  Pegawai  Negeri  Sipil  di  Gedung  Badan  Pengembangan  Sumber  Daya
              Manusia Provinsi Banten, Pandeglang, Selasa, (07/12/ 2021).

              Besaran kenaikan upah  itu, lanjut WH, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36
              tahun 2021. Dimana di dalam PP itu jelas disebutkan formulasi untuk besaran UMK dan UMP.

              “Tentunya juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti kondisi perekonomian daerah, inflasi
              dan lain-lain,” ujarnya.

              Menurut Gubernur WH, besaran UMK yang sudah ditetapkan merupakan angka minimal yang
              harus menjadi acuan para pengusaha dalam menetapkan upah.

              Biasanya, buruh yang menerima upah minimal adalah mereka yang baru bekerja 0 hingga 1
              tahun.

              “Sementara, pekerja yang sudah lebih dari satu tahun bekerja, gajinya bisa lebih besar dari itu,”
              tambahnya.

              Masih terkait dengan penetapan UMK, Gubernur WH mengaku tidak memihak atau membela
              kepentingan  salah  satu  pihak,  tetapi  lebih  karena  pertimbangan  komprehensif,  seperti
              bagaimana agar investasi tetap berjalan, menciptakan kondusivitas, masyarakat mendapatkan
              pekerjaan, dan mendapatkan gaji atau penghasilan.

              “Saya  tidak  mempunyai  kepentingan  apapun  dengan  pengusaha.  Kepentingan  saya  cuma
              bagaimana membuat iklim investasi di Banten ini terjaga dengan baik. Karena kalau sudah baik,
              maka dampak positifnya tentu akan dirasakan oleh masyarakat juga,” jelasnya.

              Terkait dengan rencana mogok kerja yang dilakukan oleh buruh, Gubernur WH mengatakan,
              perlu mempertimbangkan banyak hal dan risikonya.

              Ia mencontohkan, jika mogok kerja berlama-lama dan jika pengusaha memindahkan usahanya
              ke daerah lain maka akan banyak pihak yang menerima risikonya dan angka pengangguran akan
              kembali bertambah.

              “Tentu mereka (buruh-red) juga yang akan menerima dampak negatifnya kalau para pengusaha
              di Banten banyak yang melakukan eksodus ke daerah lain,” tuturnya.


              Saat  ini,  lanjut  WH,  dirinya  sedang  terus berupaya  mengatasi  pengangguran.  Salah  satunya
              dengan terus berupaya mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Banten.

              Hal itu dilakukan dalam rangka mengentaskan pengangguran. “Masih banyak masyarakat yang
              memerlukan pekerjaan,” katanya.




                                                           152
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158