Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 121

terserap seluruhnya menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai BUMN. Sebagian besar
              lapangan pekerjaan untuk mereka harus disediakan oleh sektor swasta.
              RUU Ciptaker mendapatkan momentum terbaiknya untuk segera disahkan ketika negara kita
              dihadapkan pada kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.

              Setidaknya ada empat poin penting dalam RUU Ciptaker.

              Pertama, terkait kewenangan.

              Kewenangan perizinan tidak serta merta ditarik ke pusat.

              Namun, pemerintah daerah akan diberikan batas waktu untuk menerbitkan izin kepada investor.
              Jika  melebihi  batas  waktu,  kewenangan  ditarik  ke  Presiden.  Kemudian,  Presiden  berhak
              memberikan perintah kepada gubernur, bupati, wali kota, menteri ataupun kepala badan untuk
              membuat keputusan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

              Kedua,  RUU  Ciptaker  mendukung  usaha  mikro  kecil  dan  menengah  (UMKM).  Pemerintah
              berupaya  meminimalkan  persyaratan yang diperlukan  pelaku  UMKM  untuk  mendapatkan  izin
              usahanya.  UMKM  memiliki  peran  penting  dalam  perekonomian  nasional  dengan  kontribusi
              kurang lebih 60% dan penyerapan tenaga kerja hingga 120 juta orang. Melalui omnibus law ini
              negara hadir secara maksimal lewat regulasi untuk mendesain UMKM agar bisa naik kelas atau
              setidaknya pengurusan izin-izinnya tidak dipersulit.

              Ketiga,  RUU  Ciptaker  akan  memberikan  landasan  hukum  atas  kewajiban  kemitraan  dengan
              UMKM.  Pelaku  usaha  besar  diwajibkan  menggandeng  UMKM  untuk  meningkatkan  kualitas
              UMKM. Dengan cara ini kita bisa membangun demokrasi ekonomi karena sudah memiliki payung
              hukumnya.

              Poin keempat, menyangkut lingkungan. RUU Ciptaker dapat menyelesaikan persoalan izin usaha
              dan investasi terutama terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Amdal ini wajib
              bagi perusahaan, tapi fakta di lapangan sering terjadi pengusaha harus merogoh kocek lebih
              dalam untuk mengurus perizinan Amdal dibandingkan nilai investasi yang ditanamkan. Sebut
              saja nilai investasi hanya Rp 600 juta tapi biaya pengurusan Amdal bisa mencapai Rp 1 miliar.
              Mahalnya pengurusan Amdal ini karena adanya permainan para pejabat di daerah.

              Dalam  RUU  Ciptaker,  aturan  mengenai  Amdal  bukannya  tidak  ada,  tapi  disyaratkan  dalam
              konteks perlindungan lingkungan. Untuk usaha kelas menengah, misalnya, ada ketentuan Upaya
              Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  (UKL)  dan  Upaya  Pemantauan  Lingkungan  Hidup  (UPL).
              Sementara untuk usaha kelas besar tetap membutuhkan Amdal, tapi dengan syarat yang tidak
              dibuat rumit.

              Sudah bukan rahasia lagi bahwa pengurusan perizinan berbelit-belit, rumit dan butuh dana tidak
              sedikit sehingga menciptakan biaya ekonomi tinggi. Pengurusan izin lokasi di pemerintah daerah,
              misalnya, bisa memakan waktu hingga tahunan dan itu pun belum tentu izinnya keluar. Demikian
              pula dalam hal pengurusan izin di kementerian/ lembaga. Kehadiran UU Ciptaker, jika sudah
              disahkan DPR, akan mengubah kondisi ini. UU Cipta Kerja akan memberikan kemudahan bagi
              investor mengurus perizinan di daerah.

              Saat ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi di dalam
              negeri. Persoalan tumpang-tindih regulasi dan peraturan antara pusat dan daerah serta rumitnya
              perizinan dapat dengan mudah dibereskan dan ditata ulang. Sebab, semua itu berada di kendali
              atau under control pemerintah. Berbeda halnya dengan mengendalikan keinginan investor untuk
              berinvestasi di Indonesia. Investor tidak harus investasi di Indonesia karena masih ada pilihan
              di negara lain.


                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126